TRIBUNNEWS.COM - Semenjak pandemi virus corona (Covid-19 melanda Indonesia, kebutuhan akan peralatan medis semakin tinggi.
Bahkan saat ini tak sedikit rumah sakit ataupun klinik yang tidak bisa optimal merawat pasien corona akibat peralatan kesehatan yang terbatas.
Sadar akan keadaan tersebut, Institute Teknologi Bandung (ITB) dengan Universitas Padjajaran dan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bekerja sama untuk menciptakan sebuah alat pendukung medis.
Baca: Marak Bilik Sterilisasi, WHO Sebut Semprot Disinfektan Berisiko, Ini Trik Aman Dari Guru Besar ITS
Baca: Tanaman Herbal dapat Mencegah Virus Corona (Covid 19), Hasil Penelitian ITB, UGM, IPB, UI
Baca: Benarkah Cuaca Panas Bisa Mematikan Virus Corona? Ini Hasil Kajian BMKG dan UGM
Dilansir dari Kompas.com (3/4/2020), ketiga pihak tersebut diketahui tengah membuat alat yang diberi nama 'Vent-I' untuk menghadapi virus corona.
'Vent-I' sendiri merupakan alat ventilator portabel yang dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di pasar.
Ventilator sendiri diketahui saat ini sangat diperlukan banyak rumah sakit dan klinik di Indonesia untuk menangani pasien corona.
Sebab ventilator memiliki kegunaan membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas.
Dilansir dari idsMED, ventilator akan membuat pasien bisa bernapas lebih mudah atau membantu pasien untuk bernapas karena pasien Covid-19 biasanya tak mampu untuk bernapas dengan baik.
Alat ventilator juga bisa membantu pemulihan tubuh karena mengurangi energi yang seharusnya digunakan untuk bernapas.
Cara kerja ventilator adalah dengan menggunakan tekanan untuk mendorong udara ke dalam paru-paru. Jumlah oksigen yang didorong bisa dikontrol melalui monitor yang tersambung dengan ventilator.
Ventilator menyalurkan oksigen melalui selang pernapasan. Salah satu ujung tabung dimasukkan ke tenggorokan pasien dan ujung lainnya melekat pada ventilator. Tabung pernapasan berfungsi sebagai jalan napas dengan membiarkan udara dan oksigen dari ventilator mengalir ke paru-paru.
Baca: Andrea Dian Bahagia Sembuh dari Virus Covid-19, Kini Pulang dan Bertemu Ganindra Bimo Sang Suami
Baca: Arminsyah, Wakil Jaksa Agung RI Dimakamkan Dekat Sang Bunda di TPU Gang Sempit Dekat Kampung Halaman
Menurut Ketua Tim Pengembangan Ventilator Portabel yang juga Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Dr. Syarief Hidayat produksi ventilator darurat ini tak lain sebagai bentuk kepedulian akan Covid-19 di tanah air yang semakin mengkhawatirkan.
"Karena adanya kondisi pandemi Covid-19, maka saat ini supply chain alat kesehatan sudah tidak berfungsi baik. Oleh karena itu, dalam kondisi darurat seperti sekarang, komponen diperoleh sesuai dengan yang tersedia di pasar," ujarnya.
Saat ini ventilator tersebut telah dipresentasikan ke Kementerian BUMN pada Senin (30/3/2020) lalu.
“Sudah dipresentasikan ke kementerian, sudah dimulai prosesnya pengujian fungsi oleh BPFK (Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan). Besok BPFK ke Bandung rencananya,” ujar Syarief.
Produksi 100 Buah untuk Donasi
Syarief mengatakan, untuk tahap pertama, rencananya akan diproduksi 100 buah ventilator.
Alat tersebut rencananya ditargetkan selesai dalam waktu sekitar 1-2 minggu.
“Didonasikan, jadi tidak dijual,” ujar Syarief.
Adapun, donasi ventilator ini akan dikirimkan ke rumah sakit seluruh wilayah Indonesia yang membutuhkan.
“Kriteria sedang disusun mana yang akan lebih dulu dapat. Siapa yang urgent nanti akan dikirim duluan. Tentunya setelah ijin edar keluar,” ujar Syarief.
Pembuatan alat melibatkan para ahli dari ITB, konsultan medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Baca: Merespon Pesan Maria Ozawa Tentang Wabah Corona, Mbah Mijan Ucap Terimakasih Pada Miyabi
Baca: Lahir Saat Wabah, Bayi Kembar di India Diberi Nama Corona dan Covid
Baca: Masker Kain 3 Lapis Seperti Apa yang Efektif Menangkal Virus 70 Persen?
Untuk tahap awal, pembuatan alat sebanyak 100 buah ventilator diproduksi secara manual oleh dosen, mahasiswa ITB berbagai jurusan, teknisi serta tenaga-tenaga lain.
Usai produksi pertama, alat akan diproduksi dengan jumlah lebih banyak dengan bekerja sama dengan industri yang ditargetkan selesai dalam waktu 2 minggu.
Vetilator Portabel Indonesia (VentI) sendiri merupakan alat bantu pernapasan dengan kegawatan level menengah dan tidak diperuntukkan untuk pasien ICU.
Alat ini disebut memiliki fungsi Continuous Positive Arway Pressure (CPAP), Continous Pressure Control (CPC), dan Synchronized Pressure Control (SPC).
Berita telah dipublikasikan GridHEALTH.id dengan judul ITB Ciptakan Vent-i yang Siap Hadapi Virus Corona di Indonesia