TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 150 anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi dikabarkan terinfeksi Covid-19.
Raja Salman dan Mohammed bin Salman langsung mengisolasi diri untuk menghindari penularan virus corona ini.
Dokter di Rumah Sakit King Faisal Specialist Hospital, fasilitas kesehatan elit di Riyadh, kini tengah mempersiapkan perawatan anggota keluarga ini.
Pihaknya menyiapkan 500 tempat tidur khusus keluarga nomor satu di Arab Saudi ini.
"Arahannya adalah untuk mempersiapkan kedatangan VIP di seluruh negeri," kata penanggungjawab fasilitas dikutip dari Daily Mail.
Baca: Sempat Tertahan, 58 Jemaah Umrah Dipulangkan Ke Tanah Air oleh Pemerintah Arab Saudi
Baca: Arab Saudi Larang Warga Madinah dan Makkah Lakukan Kegiatan di Luar Rumah Cegah Penyebaran Corona
Arahan ini ditulis dengan format peringatan tinggi, dan dikirim secara elektronik pada Selasa (7/4/2020) lalu, ke para dokter senior.
Pesan itu berbunyi bahwa mereka tidak tahu berapa banyak kasus Covid-19 di sana.
Namun, semua pasien serius harus segera dipindahkan keluar dan hanya kasus mendesak yang akan diterima.
Sementara itu, para staf yang terinfeksi akan dirawat di rumah sakit biasa untuk menghemat ruang bagi para keluarga kerajaan.
Raja Salman (84) sendiri sudah mengasingkan diri ke istana di sebuah pulau dekat Jeddah.
Sedangkan putera mahkota diarahkan ke lokasi terpencil di Pantai Laut Merah.
Sebelumnya, para pangeran dari Arab Saudi memang sering bepergian ke Eropa.
Keluarga kerajaan Arab Saudi memiliki sekitar 15.000 anggota.
Pangeran Saudi, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud sedang dalam perawatan intensif karena terjangkit Covid-19.
Faisal merupakan Gubernur Ibu Kota Riyadh dan sudah berusia 70 tahunan.
Sejauh ini, sebagian besar anggota keluarga cabang bawah kerajaan dilaporkan telah terinfeksi virus.
Hingga Kamis (9/4/2020) hari ini, Arab Saudi telah mencatat 2.932 kasus positif Corona.
Negara berpenduduk sekitar 33 juta itu terbilang berhasil menekan angka infeksi dan kematian, sebab tercatat 631 pasien sembuh dengan 41 korban jiwa.
Negara ini memprediksi paling besar 200.000 kasus Covid-19 dalam beberapa minggu ini.
"Dalam beberapa minggu ke depan, penelitian memperkirakan jumlah infeksi akan berkisar dari minimal 10.000 hingga maksimum 200.000," kata menteri Tawfiq al-Rabiah, Selasa lalu.
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah demi memutus rantai penyebaran virus.
Beberapa kota Saudi, termasuk Ibu Kota Riyadh, berada di bawah jam malam selama 24 jam yang diberlakukan oleh menteri dalam negeri.
Kota Tabuk, Dammam, Dhahran dan Hofuf dikunci, sama halnya dengan wilayah Jeddah, Taif, Qatif dan Khobar.
Kota suci Mekah dan Madinah juga telah ditutup, membuat ibadah haji tahun ini dipertanyakan.
Pemerintah Saudi pekan lalu mendesak umat Islam untuk menunda sementara persiapan untuk berhaji.
Kendati demikian belum mengatakan apakah agenda tahunan ini akan dilanjutkan atau ditunda.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)