Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Riko Sihombing, pasien yang sembuh dari virus corona atau Covid-19 mengungkap bagaimana selama dirinya menjalani isolasi di RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur.
Selama menjalani isolasi, Riko mengaku bmasih diizinkan melakukan aktivitas.
"Kami boleh beraktivitas, cuma kan sewaktu masih diinfus agak repot saja. Kami masih diberikan keleluasaan memegang alat komunikasi," ujar Riko, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/4/2020).
Ketika masuk ke ruang isolasi, Riko mengaku disodorkan satu kertas mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi. Seperti tidak boleh dibesuk saat diisolasi.
Baca: BMKG Peringatan Dini Cuaca Besok 11 April 2020: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Jabodetabek
"Kemudian tidak boleh menyiarkan kondisi perawatan secara visual ke media sosial," jelasnya.
Riko mengungkap lebih banyak mengisi waktu selama isolasi dengan berkomunikasi melalui aplikasi percakapan.
Baik itu dengan istri, anak, maupun teman-temannya.
Kadang, ia juga sibuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pasien yang berada satu ruang isolasi dengan dirinya.
Selain itu, Riko juga membaca Alkitab dan berdoa.
Baca: Pasien Corona di RSKD Duren Sawit Boleh Pesan Makanan Lewat Ojek Online Saat Jalani Isolasi
"Ya rata-rata chatting dengan keluarga, membaca berita atau googling mengenai informasi terkini. Sama kebetulan kan saya Kristen Protestan, ya saya baca Alkitab, berdoa," katanya.
Ia mengatakan kamar tempat dirinya menjalani isolasi hanya diisi dua pasien.
"Kalau saya, satu kamar berdua. Tempat saya dua (pasien) dalan satu kamar tapi di kamar lain katanya ada yang bertiga atau berempat," ujar Riko.
Dia mengungkap ruangan yang digunakan sebagai isolasi dirinya cukup besar dengan ukuran 7 meter x 6 meter.
Ruangan isolasi juga dilengkapi dengan kamar mandi dalam.
Baca: Pasien RS Padang Sidempuan Lompat dari Lantai 4, Sebelumnya Sesak Nafas & Tak Miliki Gejala Covid-19
"Kamar kami itu cukup besar, kira-kira 7 meter x 6 meter ya. Kamar mandi juga ada di dalam, bersih, bagus," kata dia.
Tak hanya itu, ruangan isolasi dilengkapi dengan CCTV untuk memonitor pasien dan ada intercom yang dapat dipergunakan pasien menghubungi perawat apabila ada keluhan.
Ruangan isolasi yang digunakan Riko terletak di lantai enam RSKD Duren Sawit. Lantai enam sendiri memang diperuntukkan bagi ruang isolasi pasien Covid-19.
Namun, karena penambahan pasien, lantai lima RSKD Duren Sawit juga tengah dipersiapkan sebagai ruang isolasi.
"Waktu saya masuk itu kami baru 12 orang, ketika saya keluar dari sana itu sudah 50 orang. Dan itu sembilan pasien sudah ada yang keluar," jelas Riko.
"Karena sudah makin banyak, awalnya mereka cuma satu lantai di lantai 6. Sekarang mereka siapin satu lantai lagi di lantai 5 untuk ruang isolasi," katanya.
Bisa pesan makan
Riko mengungkap selama dirinya menjalani isolasi di RSKD Duren Sawit, tak ada pantangan makanan dari dokter.
Hal tersebut karena Riko tak memiliki penyakit bawaan, seperti hipertensi ataupun penyakit gula.
Baca: Anggota Komisi IX DPR Minta Program Kartu Pra Kerja Dijalankan Transparan dan Tepat Sasaran
"Kami (Riko dan pasien yang satu ruangan) sebenarnya cukup bebas, tak ada pantangan makan. Dokter cuma tanya ada hipertensi nggak, ada (penyakit) gula nggak. Karena nggak ada, kami dipersilakan mau makan apa saja," ujar Riko, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/4/2020).
Menurut dokter yang merawat Riko, untuk sembuh dari virus corona kuncinya soal ketahanan atau imunitas tubuh dari pasien.
Karenanya, yang terpenting adalah pasien senang sehingga imunitas tubuh tidak menurun.
Bahkan, Riko mengungkap dirinya diperbolehkan memesan makanan via ojek online (ojol).
Baca: Presiden AS Donald Trump Klaim Sudah Lakukan 2 Juta Tes Corona dan Sebut Tidak Perlu Ada Tes Massal
"Dokter bilang bapak-bapak yang penting senang hatinya jadi mau makan apa aja silakan. Mau pesen Grabfood, Gofood silakan. Kami bisa juga minta keluarga mengantar makanan," kata dia.
Hanya saja untuk pemesanan makanan via ojol atau makanan yang diantar keluarga harus siap sebelum pergantian shift jaga tenaga medis.
Alasamnya tak ada petugas dari bawah yang diperbolehkan mengantar ke lantai dimana ruang isolasi berada.
Ketika pergantian shift terjadi itulah tenaga medis yang akan bertugas membawakan pesanan makanan pasien.
Riko juga mengungkap pasien diperbolehkan mengganti makanan apabila menginginkannya.
Dia mencontohkan suatu ketika ingin menyantap bubur daripada nasi.
"Rumah sakit selalu memberikan makan pagi, siang, malam, dan selalu ada snacknya di tengah-tengah itu, gizinya lengkap. Biasanya mereka pagi itu menyiapkan nasi ya, tapi pernah saya minta ganti dengan bubur, itu juga mereka lakukan," katanya.