TRIBUNNEWS.COM, RIYADH -- Pandemi corona atau Covid-19 masih membawa ketidakpastian penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Jumat dini hari kemarin sebanyak 34 petugas haji yang terbagi dalam tiga tim, yaitu: penyedia akomodasi, konsumsi, dan transportasi pulang ke tanah air.
Progres penyediaan layanan berjalan lancar namun berhenti sementara di tengah jalan.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menjelaskan, tim penyedia akomodasi sudah deal dengan 152 hotel di Makkah dengan 208.296 kapasitas.
Selain itu, ada empat hotel cadangan dengan 1.590 kapasitas.
Baca: Kementerian Agama: Pelayanan Haji dan Umrah Tetap Jalan, Tapi Dibatasi
Untuk akomodasi Madinah, tim telah mendapatkan 28 hotel dengan 26.520 kapasitas dengan sistem penyewaan full musim berdasarkan Rencana Perjalanan Haji tahun 1441H/2020M.
"Tim penyediaan akomodasi tidak dapat melanjutkan negosiasi akomodasi Madinah karena jadwal penerbangan belum keluar. Jadwal ini dibutuhkan untuk konfigurasi penempatan dan menghitung ketercukupan pagu," jelas Endang dalam keteranganya, Jumat (10/4/2020).
Sementara untuk konsumsi jemaah Endang menuturkan, tim juga telah menyelesaikan negosiasi dengan 39 penyedia konsumsi wilayah Makkah, dan 17 penyedia konsumsi wilayah Madinah.
Negosiasi juga sudah diselesaikan dengan 13 penyedia layanan konsumsi di Armina dan 2 penyedia layanan konsumsi di bandara Jeddah.
Endang menambahkan untuk transportasi, telah ada 13 perusahaan ikut mendaftar dalam penyediaan layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah - Makkah - Jeddah atau sebaliknya) bagi jemaah haji Indonesia.
Baca: Menag Fachrul Razi: 19 Petugas Haji di Sukolilo Positif Terjangkit Corona
Ada 9 perusahaan yang mendaftar untuk layanan transportasi shalawat.
"Setelah dilakukan penilaian dokumen, 11 perusahaan memenuhi syarat administrasi untuk ikut dalam penyediaan transportasi antar kota perhajian. Sementara untuk transportasi shalawat, sebanyak 6 perusahaan yang memenuhi syarat," jelas Endang.
Namun, kata Endang, tim penyediaan transportasi belum bisa melanjutkan negosiasi karena perusahaan bus dan juga Naqabah mengacu pada arahan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk menunda segala bentuk kontrak.
Tahun ini jumlah total kuota haji Indonesia yaitu 221.000 jiwa.
Baca: Kementerian Agama Siapkan Skenario Jika Pelaksanaan Haji 2020 Ditiadakan
Jumlah ini terdiri dari 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Kuota haji reguler dibagi menjadi 199.518 untuk jemaah haji reguler tahun berjalan, 2.040 prioritas kuota jemaah haji lanjut usia, dan 1.512 untuk kuota petugas haji daerah.
Kuota haji khusus sebanyak 17.680 kursi juga dibagi menjadi tiga. Yaitu sebanyak 15.951 kuota untuk jemaah haji khusus tahun berjalan, 1.375 kuota untuk petugas haji khusus, dan 354 prioritas kuota jemaah haji lanjut usia.
*Arab Saudi Meminta Umat Islam Menunggu Kepastian Terkait Ibadah Haji*
Arab Saudi meminta semua pihak untuk menunggu kepastian penyelenggaran ibadah haji tahun ini.
Arab Saudi sedang fokus mengerahkan semua upaya untuk menekan penyebaran virus corona atau COVID-19.
Hal itu diungkap, Menteri Haji dan Umrah Dr. Muhammad Saleh Benten seperti dikutip dari Saudi Gazette, Rabu (1/4/2020).
Saleh menuturkan, pemerintahan Raja Salman siap menyambut dan melayani umat Islam untuk haji dan umrah.
Namun, Arab Saudi lebih ingin memastikan keselamatan dan kesehatan umat Islam terlindungi.
"Ketika kita berbicara tentang pandemi global. Kerajaan Arab Saudi ingin melindungi kesehatan umat Islam dan warga negara kami. Kami harap semua negara muslim menunggu sampai situasi pandemi corona mereda," kata Saleh Benten.
Setiap tahunnya dua kota suci Madinah dan Makkah dikunjungi setidaknya 2,5juta umat muslim seluruh dunia untuk haji dan umrah.
Saudi diketahui memperlakukan aturan ketat untuk memerangi pandemi global itu.
Mulai dari penangguhan penerbangan domestik dan internasional, menghentikan aktivitas umrah, memberlakukan jam malam, menutup semua masjid, menghentikan layanan transportasi umum seperti taksi, bus dan kereta api, sampai pemberitahuan lebih lanjut.