Akhinya pihak keluarga memutuskan membawa PDP Covid-19 itu ke rumah sakit.
"Di tanggal 27, saya cek papa, saat itu nafas papa sudah cepat," ucap David Mulya.
"Kita bawa ke rumah sakit, pas sampai sana Papa ditolak karena full,"
"Di saat itu bingung mau kemana, akhirnya ada satu yang bisa," imbuhnya.
Setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, ayah David Mulya mengirimkan sejumlah pesan WhatsApp kepada sang anak saat dini hari.
Siapa sangka pesan WhatsApp tersebut merupakan percakapan terakhir antara David Mulya dan sang ayah.
"Malam sekitar jam 11 atau 12, papa WA saya 'haus minta air'," ucap David Mulya.
"Kita akhirnya kirim sopir untuk ke rumah sakit kasih air putih,"
"Lalu Papa WA, 'infus papa copot papa enggak bisa taro balik, dan papa udah lemes',"
"Disitu kita udah panik, telepon kita enggak diangkat, pas ditelpon rumah sakit papa sudah drop, kemudian bilang tingkat kesadarannya sudah ditingkat 3," imbuhnya.
Berikut videonya:
Jenazah Dokter Dikubur Tanpa Peti
Jenazah seorang dokter yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dimakamkan tanpa peti, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan di Kecamatan Mustikajaya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemakaman pada Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Yayan Sopian, mengatakan, protokoler tetap (portap) pemakaman pasien Covid-19 biasanya dilakukan menggunakan peti mati.