News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Covid-19 Dianggap 10 Kali Lebih Mematikan dari Flu Babi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIMAKAMKAN - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan)

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Virus Corona (Covid-19) dianggap sepuluh kali lebih mematikan daripada pandemi flu babi, yang melanda dunia pada 2009 lalu.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual kepada media, Senin (13/4) waktu setempat.

Tedros mengatakan, WHO masih terus mencari vaksin untuk virus mematikan yang menyebar di belahan dunia, yang kini telah menewaskan hampir 115 ribu orang dan menjangkiti  lebih dari 1,8 juta orang.

 "Kita tahu Covid-19 menyebar cepat, dan kita tahu  itu adalah mematikan, 10 kali mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya.

Berdasarkan data WHO, 18.500 orang tewas akibat  flu babi, atau H1N1, yang pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009 lalu.

Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 15-16 April 2020, Pulau Jawa Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Baca: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, 15 April 2020: Pisces Jangan Bersikap Terlalu Keras pada Pasangan

Baca: Jangan Paksakan Anak Terus Belajar Saat di Rumah Aja, Ayah Bunda Yuk Jadi Teman Curhat Asyik

Tetapi tenaga medis Lancet memperkirakan lebih dari itu, yakni antara 151.700 dan 575.400 orang.

Perhitungan Lancet termasuk perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO. Wabah tersebut  dinyatakan sebagai pandemi pada Juni 2009.

Tedros juga mengingatkan  sejumlah negara karena beranggapan penyebaran kasus bisa ditekan jiika mereka berhasil melokalisir pasien positif, melakukan pemeriksaan, mengisolasi dan merawat setiap pasien yang terinfeksi.

Pun melacak dan memeriksa setiap individu yang melakukan kontak dekat dengan pasien positif.

"Dengan kata lain, jumlah kasus turun jauh lebih lambat daripada kenaikkan jumlah kasus, " katanya.

"Tindakan pengendalian harus dilakukan perlahan-lahan, dan dengan kontrol. Tidak dapat terjadi sekaligus, " katanya.

Tedros melanjutkan, langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tepat, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak.

Terlepas dari upaya itu semua,  WHO mengakui, pada akhirnya pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan laju penyebarannya virus Covid-19. Menurut WHO, sebuah vaksin akan ditemukan setidaknya 12 sampai 18 bulan lagi. (malau/AFP/The Star/tribunnetwork)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini