TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Virus Corona (Covid-19) dianggap sepuluh kali lebih mematikan daripada pandemi flu babi, yang melanda dunia pada 2009 lalu.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual kepada media, Senin (13/4) waktu setempat.
Tedros mengatakan, WHO masih terus mencari vaksin untuk virus mematikan yang menyebar di belahan dunia, yang kini telah menewaskan hampir 115 ribu orang dan menjangkiti lebih dari 1,8 juta orang.
"Kita tahu Covid-19 menyebar cepat, dan kita tahu itu adalah mematikan, 10 kali mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya.
Berdasarkan data WHO, 18.500 orang tewas akibat flu babi, atau H1N1, yang pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009 lalu.
Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 15-16 April 2020, Pulau Jawa Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, 15 April 2020: Pisces Jangan Bersikap Terlalu Keras pada Pasangan
Baca: Jangan Paksakan Anak Terus Belajar Saat di Rumah Aja, Ayah Bunda Yuk Jadi Teman Curhat Asyik
Tetapi tenaga medis Lancet memperkirakan lebih dari itu, yakni antara 151.700 dan 575.400 orang.
Perhitungan Lancet termasuk perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO. Wabah tersebut dinyatakan sebagai pandemi pada Juni 2009.
Tedros juga mengingatkan sejumlah negara karena beranggapan penyebaran kasus bisa ditekan jiika mereka berhasil melokalisir pasien positif, melakukan pemeriksaan, mengisolasi dan merawat setiap pasien yang terinfeksi.
Pun melacak dan memeriksa setiap individu yang melakukan kontak dekat dengan pasien positif.
"Dengan kata lain, jumlah kasus turun jauh lebih lambat daripada kenaikkan jumlah kasus, " katanya.
"Tindakan pengendalian harus dilakukan perlahan-lahan, dan dengan kontrol. Tidak dapat terjadi sekaligus, " katanya.
Tedros melanjutkan, langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tepat, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak.
Terlepas dari upaya itu semua, WHO mengakui, pada akhirnya pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan laju penyebarannya virus Covid-19. Menurut WHO, sebuah vaksin akan ditemukan setidaknya 12 sampai 18 bulan lagi. (malau/AFP/The Star/tribunnetwork)