TRIBUNNEWS.COM - Hingga hari ini, Rabu (15/04/2020) sebanyak 13 tim medis dari kalangan rekan perawat telah gugur di tengah-tengah pandemi Covid-19.
Ketua Tim Penanganan Covid-19 Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI), Jajat Sudrajat memberikan komentarnya terkait kejadian tersebut.
Jajat menilai adanya korelasi antara ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak memadahi dengan gugurnya rekan perawat.
Saat ini DPP PPNI mendapat keluhan diberbagai wilayah di Indonesia mengenai kurangnya jumlah APD.
"Kita masih menerima keluhan lewat hotline, di beberapa rumah sakit dan puskesmas mengeluhkan kekurangan APD," ucap Jajat kepada Tribunnews, Rabu (15/04/2020).
Jajat melanjutkan, keluhan itu terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Seperti di Kota Sukabumi, Lampung, hingga Papua.
Sebagai organisasi profesi, Jajat menjelaskan pihanya belum bisa berbuat lebih dengan menyediakan APD dan kemudian didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan.
"Sudah kita petakan dan memberikan infromasi yang kita punya ke pemerintah," imbuhnya.
Baca: Gugus Tugas Covid-19 Gandeng Peneliti Hingga Dunia Usaha Produksi APD Bersertifikasi WHO
Baca: Kata Sosiolog soal Susahnya Masyarakat Indonesia Diminta Tetap di Rumah saat Pandemi Virus Corona
Di sisi lain, Jajat membeberkan pemutusan mata rantai penularan Covid-19 utamanya berada di tangan pemerintah lewat sejumlah kebijakannya.
Sedangkan garda terakhir pencengahan penularan Covid-19 terletak penanganan yang dilakukan tim medis dengan merawat pasien.
Di tahap inilah keberadaan APD sangat krusial untuk tim medis.
"Penanganan itu memang sangat bersiko tertular Covid-19, apalagi disaat APD yang kurang," tegas Jajat.
Jajat menambahkan kondisi tersebut diperparah dengan belum pahamnya masyarakat saat melakukan pemeriksaan kondisinya yang mengalami gejala-gejala khas Covid-19.
"Saya lihat ada tren di mana kebanyakan perawat yang menjadi korban bukan berasal rumah sakit rujukan untuk Covid-19. Melainkan di fasilitas kesehatan (faskes) lainnya, seperti klinik atau rumah sakit swasta."
"Masyarakat belum paham harus ke mana jika mengalami gejala," tuturnya.
Jajat mengaku dititik inilah potensi penyebaran itu ada.
Sehingga ia memberikan imbauan kepada seluruh tenaga medis di faskes untuk waspada dan lebih berhati-hati dalam memberikan pelayanan.
"Karena itu kami mengimbau ke semua tenaga kesehatan, sekarang saatnya kita perlu menduga para calon pasien yang datang ke faskes bisa menjadi carrier Covid-19," tandasnya.
Baca: Pria 60 Tahun Tergeletak Tak Bernyawa di Pinggir Jalan, Petugas Evakuasi Gunakan APD
Baca: Operator Tri Indonesia Gratiskan Kartu Perdana 25GB untuk Pasien dan Tenaga Medis Covid-19
Berikut Tribunnews himpun daftar perawat yang gugur di saat pandemi Covid-19 hingga saat ini:
1. Ninuk Dwi, S, Kep (Perawat di ICU RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat).
2. Sugiarto, Amd, Kep (Perawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto).
3. Harmoko, SKep, Ns, SH, MH(Kes) (Perawat di PKM Tambak Aji).
4. Letkol (KOWAL) Mulatsih, WA, AMK, SH (Perawat di RS Marinir Cilandak).
5. Setia Aribowo , Amd, Kep (Perawat di RS Premier Bintaro).
6. Mursyida, Amd, Kep (Perawat di PKM Kampung Teleng Sawahlunto).
Baca: Maia Estianty dan Kawan-kawannya Salurkan APD ke 168 Rumah Sakit
Baca: UPDATE Data Corona Seluruh Indonesia, Jumlah PDP 10.482, ODP 139.137, Total Positif 4.839
7. Zaenal Khabib, S Kep, Ns (Perawat di PKM Semanding, Tuban, Jawa Timur).
8. Adharul Anam, S, Kep (Perawat di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading).
9. Nuria Kurniasih, AMK (Perawat di RSUP Dr Kariadi).
10. Nur Putri Julianty, AMK (Perawat di RS Andhika).
11. Ns Elok Widyaningsih, S Kep (Perawat di Eka Hospital BSD).
12. Novera, Amd, Kep (Perawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto).
13. Nurlaela, AMK (Perawat di RS Abdi Waluyo Jakarta).
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)