Penderita tidak bisa merasakan rasa dan bau.
Pada akhir Maret, British Rhinological Society dan American of Otolaryngology melaporkan bukti anekdotal yang menunjukkan hilangnya indera penciuman dan pengecap menjadi gejala Covid-19.
Baca: Duka Pelayan Restoran di Jakarta saat Corona: Disuruh Tetap Masuk Tapi Gaji Dipotong Setengah
Baca: Ciri dan Gejala Corona yang Dirasakan Bima Arya: Mirip DBD, Mual dan Lemas, Namun Tak Sesak Napas
New York Time juga memberitakan laporan dari berbagai negara bahwa sejumlah besar pasien Covid-19 mengalami anosmia (kehilangan indera penciuman) dan ageusia (masih bisa merasakan makanan namun kepekaan berkurang).
Para tenaga medis masih mempelajari bagaimana virus corona menyebabkan hal tersebut.
Nyeri Otot
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga menyampaikan salah satu gejala virus corona adalah myalgia atau nyeri otot.
Brendan McLaughlin (28), seorang penjaga keamanan di Holy Name Medical Center di Teaneck, New Jersey merasakan pusing sebelum demam, kedinginan, dan nyeri otot.
Ia kemudian pergi ke ruang gawat darurat di rumah sakit tempatnya bekerja dan berpikir mungkin terserang flu.
Tes virus corona menunjukkan hasil positif. McLaughlin mengaku tak pernah merasa begitu sakit dalam hidupnya.
Masalah Kulit
Ahli Prancis baru-baru ini mengatakan virus corona baru atau SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis.
Seperti pseudo-frostbite atau radang singin semu, kulit kemerahan yang kadang menyakitkan, dan gatal-gatal.
Mereka menduga gejala tersebut terkait Covid-19.
Baca: Aksi Driver Ojol Ini Tuai Pujian, Akui yang Kesusahan karena Wabah Corona Bukan Cuma Ojek Online
Baca: Cerita Pemulung Terkena Dampak Corona, Masak 3 Bungkus Mi Instan Untuk 7 Orang
Mereka menyoroti lesi kulit yang mungkin terkait dengan tanda Covid-19 lainnya seperti masalah pernapasan.