TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebut saat ini pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan jumlah laboratorium untuk mendeteksi virus corona di Indonesia.
Tak hanya terkait jumlah, pemerintah juga terus meningkatkan kapasitas laboratorium yang digunakan untuk meneliti spesimen pasien.
Langkah ini sebagai upaya pemerintah untuk dapat memenuhi target pengujian sampel seperti yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (13/4/2020).
Hal ini Yuri sampaikan dalam keterangan pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Yuri menyebut enam arahan Presiden Jokowi telah menjadi pedoman untuk mempercepat penanganan penyebaran virus corona di Indonesia.
Satu di antara enam arahan tersebut yakni melakukan pengujian sampel secara masif.
Ia mengungkapkan saat ini pemerintah terus melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas serta jumlah laobratorium.
"Kementerian Kesehatan, BUMN, TNI-Polri, telah sama-sama untuk meningkatkan jumlah laboratorium yang mampu melaksanakan pengujuan sampel," kata Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.
"Serta meningkatkan kapasitas pemeriksaan dari laboratorium tersebut," imbuhnya.
Yuri menyebut upaya ini akan terus dilakukan, sehingga target untuk bisa menguji minimal 10.000 sampel per hari dapat dilaksanakan.
Dalam kesempatan itu, Yurianto menyebut sudah ada lebih dari 32 laboratorium telah melaksanakan kegiatan full dalam pemeriksaan.
"Yang lainnya dalam waktu dekat, setelah dilakukan setting dan dilengkapi sebagian peralatannya akan segera bisa beroperasi," tegas Yuri.
Baca: Polri Jawab Ketakutan Warga soal Kriminal Meningkat di Tengah Corona: Banyak Sekali Berita Bohong
Baca: Update Corona 16 April: Hampir 40 Ribu Spesimen Telah Diperiksa dengan PCR, Jumlah ODP 165.549 Orang
Sementara itu, dalam menekan laju persebaran virus corona ini, Yuri mengajak masyarakat untuk lebih memperketat isolasi.
"Pelaksanaan isolasi harus bisa diperketat," ungkapnya.
"Baik isolasi mandiri yang dilaksanakan di rumah, maupun isolasi kelompok yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat, baik RT, RW, Desa. Ini akan sangat berkontribusi," sambungnya.
Jubir Pemerintah dalam penanganan corona ini juga mengimbau masyarakat untuk membantu dan mendukung sesamanya yang tengah melaksanakan isolasi mandiri di rumah.
"Kita bersama-sama harus memberikan ruang dan waktu kepada saudara-saudara kita yang melakukan isolasi di rumah. Mari kita bantu dan kita dukung," jelasnya.
Jokowi Minta per Hari Dapat Lakukan 10 Ribu Tes PCR
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan saat ini tes PCR perlu untuk diperluas jangkauannya.
"Saat ini, tes PCR ini betul-betul bisa diperluas jangkauannya dan mengurangi tumpukan pemeriksaan sampel terutama di daerah episentrum," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, hingga saat ini tes PCR yang dilakukan di Indonesia telah menjangkau 26.500 tes.
Jokowi menagatakan, per hari pemerintah dapat melakukan 10.000 tes PCR.
"Tes PCR hari ini sudah menjangkau 26.500 tes, ini juga lompatan yang baik," kata Jokowi.
"Setiap hari kita paling tidak bisa tes lebih dari 10 ribu," tambahnya.
Jokowi pun mengapresiasi pengadaan 18 buah alat tes PCR yang dilakukan kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca: Yakin Pandemi Virus Corona Selesai Akhir Tahun, Jokowi Optimis Pariwisata Bakal Kembali Bergeliat
Baca: Jokowi: Jangan Semua APD Diekspor, Dalam Negeri Malah Tidak Dapat
Menurutnya, satu alat dapat untuk melakukan 500 PCR.
"Oleh karena itu, saya sangat menghargai pengadaan 18 buah alat tes PCR cepat yang dilakukan Kementerian BUMN," kata Jokowi.
"Minggu ini saya kira satu, dua, tiga alat itu bisa di-install. Sehari satu alat bisa 500 PCR, berarti kalau 18 per hari bisa men-tes 9.000 PCR per harinya. Ini sangat baik," sambung Jokowi.
Selain itu, Jokowi menyampaikan saat ini jumlah laboratorium telah meningkat.
"Saya dapat laporan bahwa sekarang sudah diperbanyak untuk tempat labnya, dulu hanya 3, sekarang meloncat jadi 29 tempat, dari 78 yang dipersiapkan," kata Jokowi.
(Tribunnews.com/Isnaya/Widyadewi Metta)