Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah perawat berguguran setelah menjalani tugas mulia menangani pasien corona.
Perawat RSPI Sulianti Saroso Nurdiansyah mengatakan bulan-bulan terakhir memberikan duka yang mendalam bagi para perawat. Mereka berduka setelah rekan seperjuangannya meninggal karena positif corona.
"Memang di bulan-bulan ini kita penuh dengan duka, angka temen-temen yang positif sudah makin banyak terus angka yang meninggal banyak," ujar Nurdiansyah di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (19/4/2020).
Baca: Doa Niat Mandi Wajib Sebelum Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1441 H serta Tata Caranya
Baca: VIDEO Tenaga Medis Rawat Bayi 3 Bulan karena Ibu, Nenek, dan Pamannya Positif Corona
Jumlah kematian terhadap terus bertambah hingga saat ini. Pada Sabtu (18/4/2020) lalu, seorang perawat di sebuah rumah sakit swasta di Sukoharjo positif Covid-19 meninggal dunia.
Selain itu, seorang perawat yang bertugas di RSUP Dr Kariadi juga kembali ke pangkuan sang Khalik pada Jumat (17/4/2020).
Baca: Wamendes PDTT Tekankan Program BLT Desa Akan Diawasi Ketat
Nurdiansyah mengatakan para perawat sempat mengenakan pita hitam selama bertugas sebagai simbol berkabung.
"Makanya, kita sempat menggunakan pita hitam saat bekerja sebagai bentuk duka kita kepada teman-teman sejawat," ucap Nurdiansyah.
Dirinya berharap kepada masyarakat untuk ikut membantu para tenaga medis yang menangani pasien corona. Bantuan tersebut, menurutnya dapat dilakukan dengan langkah pencegahan.
Menurutnya, pencegahan yang dilakukan masyarakat adalah garda terdepan dalam penanganan corona.
"Kita semua perawat, tenaga kesehatan ada di lini paling belakang ketika sudah terpaksa terinfeksi karena memang kita sudah melakukan pencegahan dengan ketat tapi masih terinfeksi. Jadi masyarakat mari kita sama-sama," pungkas Nurdiansyah.