TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - dr. Cecillia Young, seorang dokter di RSUD Balaraja, Provinsi Banten, membagikan pengalamannya dalam menangani pasien yang terkait dengan virus corona atau Covid-19.
Ia mengaku miris melihat banyak rekan sejawat atau tenaga medis berguguran ketika berada di garda terdepan berhadapan dengan Covid-19.
Baca: Hukuman Unik untuk Pelanggar Karantina di Solo dan India: Diinapkan di Rumah Hantu, Masuk Ambulans
Angka kematian tenaga medis pun terbilang banyak.
Melihat angka kematian tersebut, Cecillia mengatakan dirinya sampai merasa seperti sedang terjadi 'pembunuhan massal'
"Dukanya mungkin ketika melihat sejawat kami banyak yang gugur padahal mereka juga pahlawan. Sedih sekali melihatnya, kok seperti ini?" ucap Cecillia.
"Tapi kembali lagi, kita bukan Tuhan yang menentukan hidup matinya seseorang. Kita tidak bisa menyalahkan Covid-19 ini untuk kematian sejawat-sejawat kami," kata dokter yang juga seorang Violist itu.
Baca: Kanada Kedatangan Impor 1 Juta Masker dari China, Tapi Tidak Bisa Digunakan
Tribun pun sempat melakukan wawancara mendalam terkait perjuangan para tenaga medis di garis depan dalam memerangi Covid-19
Berikut petikan wawancara lengkap Tribun dengan dokter Cecillia Young.
Sejauh ini sudah menangani berapa banyak pasien positif Covid-19 di RSUD Balaraja?
Kalau di RSUD Balaraja pasien positif hasil Rapid Test ada sekitar tujuh orang. Tapi pasien itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, seperti swab tenggorokan.
Jadi beberapa itu kemarin juga negatif sih hasil swab tenggorokan itu. Sejauh ini pasien akan dikeluarkan kalau swab-nya negatif. Yang dilakukan Rapid Test itu hanya pasien dengan gejala.
Kalau setelah tes positif, belum tentu itu positif. Karena Rapid Test itu hanya pada antibodi. Kalau antibodi itu muncul hasilnya 7-14 hari.