Dilansir dari Kompas.com, sudah ada 3 ODP yang menjalani karantina di rumah angker tersebut.
3 warga setempat yang baru dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan dijemput tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu tersebut karena dianggap tidak tertib dalam menjalankan isolasi mandiri.
Kepala Desa Sepat, Mulyono mengatakan belum genap seminggu, ketiga pemudik itu merengek minta dipulangkan ke rumah mereka.
Mulyono mengatakan, setiap malam ketiganya menangis ketakutan lantaran mengaku didatangi hantu di rumah tersebut.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus, tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono.
Baca: Tiga Pemudik Bandel Asal Sragen Jalani Karantina di Rumah Angker, Nangis Ketakutan & Minta Pulang
Lantaran kejadian tersebut, orang tua para pemudik tersebut kemudian menemui Mulyono.
Tak hanya sekali, mereka telah tiga kali mendatangi Mulyono untuk meminta agar anak mereka bisa menjalani karantina mandiri di rumah.
Namun, Mulyono tak lantas mengabulkan permohonan tersebut begitu saja.
Setelah adanya pertimbangan dan komitmen dari para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya karantina di rumah, ketiganya lantas dilepas untuk menjalani karantina di rumah masing-masing.
"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar Mulyono.
Mulyono berharap dengan adanya kejadian itu, tak ada lagi pemudik yang bandel saat menjalani karantina mandiri di rumah mereka masing-masing.
2. Bubarkan kerumunan orang pakai baju hazmat
Cara unik lainnya datang dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Aparat kepolisian dan petugas kesehatan sengaja menggunakan pakaian alat pelindung diri (APD) untuk membubarkan warga yang masih berkumpul.