News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pasca 2 Karyawan Sampoerna Meninggal, Apakah Rokok Tertular Covid-19? Ini Jawaban Manajemen

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemakaman jenazah meninggal karena covid-19. Petugas pemakaman mengenakan APD lengkap.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pasca meninggalnya dua pegawai di pabrik rokok Sampoerna karena wabah Covid-19, kondisi produk-produk rokoknya dipertanyakan.

Hal ini ditambah dengan ratusan karyawan lainnya yang menunjukkan reaktif saat dilakukan rapid test.

Benarkah rokok Sampoerna ikut terpapar covid-19?

Mengenai hal ini Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita dalam rilis yang diterima redaksi surya.co.id, Kamis (30/4/2020) menjelaskan upayanya untuk mencegah hal itu.

Selain mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol kesehatan, Sampoerna memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaannya.

Untuk itu, pihaknya melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen dewasa, atau dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan COVID-19 yang disarankan oleh European CDC (European Centre for Disease Prevention and Control) dan World Health Organization (WHO) .

Baca: Jateng Jadi Provinsi Terbaik Musrenbangnas 2020

Baca: Transformasi Duta Sheila On 7 yang Ulang Tahun ke 40, dari Pemuda Lugu Hingga Kini Om Karismatik

Baca: Pamukkale, Kolam Air Panas di Turki Tempat Berendam Para Raja Yunani Kuno

Sesuai ketentuan tersebut COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.

Membatasi akses ke fasilitas produk

Selain itu, PT Sampoerna juga berupaya pencegahan penyebaran COVID-19 di pertengahan bulan Maret 2020, sebelum temuan 2 karyawan Sampoerna yang positif covid-19.

Sampoerna juga telah melakukan berbagai upaya dan menerapkan praktik protokol kesehatan secara ketat di
seluruh area kantor dan fasilitas produksi untuk melindungi karyawan, antara lain

- Membatasi akses ke fasilitas produksi hanya kepada karyawan yang berkepentingan;
- Melakukan pengecekan suhu temperatur tubuh ketika memasuki area kantor/produksi;
- Meningkatkan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi;
- Melakukan pengelompokan kegiatan kerja (misalnya, pemisahan kelompok kerja, waktu istirahat/waktu
- makan dan pergantian jadwal shift, dan masih banyak lagi),
- Menyediakan dan memastikan penggunaan perlengkapan perlindungan diri seperti masker dan handsanitizer;
- Menerapkan physical-distancing di seluruh area dan fasilitas produksi seperti kantin, tempat beribadah, serta
area berkumpul lainnya.

Hal ini juga diterapkan di alat transportasi karyawan yang disediakan oleh
perusahaan.

Bagi karyawan non-produksi:

- Menerapkan kebijakan bekerja dari rumah sejak 16 Maret 2020;
- Mengurangi perjalanan bisnis;
- Membatalkan pertemuan/interaksi fisik dan melakukan diskusi secara daring;
- Mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan pribadi serta menjaga jarak sosial/fisik.

Sedangkan bagi sebagian karyawan non-produksi yang bertanggung jawab untuk fungsi bisnis kritikal dan masih tetap harus bertugas, maka Sampoerna juga telah menerapkan berbagai upaya pencegahan, antara lain:

- Memastikan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi seperti menyediakan perlengkapan proteksi diri termasuk masker medis dan hand-sanitizer;
- Penyesuaian operasional bisnis dengan meminimalkan kunjungan lapangan dan hanya fokus
pada in call mission. Permintaan lain dilakukan secara daring;
- Rutin melakukan penyemprotan disinfectant di kantor dan fasilitas terkait lainnya, termasuk
kendaraan operasional yang digunakan.

Seperti diketahui, dua orang karyawan Sampoerna yang positif covid-19 itu telah meninggal dunia.

Berikut fakta-fakta terbarunya:

1. Berawal dari karyawan tak jujur

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan kasus Covid-19 di pabrik rokok Sampoerna bukanlah merupakan klaster baru.

"Sebetulnya dia (pasien) bukan klaster baru," kata Risma, Kamis (30/4/2020).

Risma mengungkapkan, kasus di pabrik itu memang bermula dari pasien yang tak jujur dan memilih tetap bekerja padahal seharusnya dia harus menjalani karantina.

Menurut Risma di data Pemkot pasien tersebut awalnya sudah dinyatakan PDP.

"Jadi yang diawal itu, waktu itu kan Puskesmas nangani sendiri jadi pengawasannya kurang, dia tetap kerja, sebetulnya dia sudah PDP," ungkapnya.

Upaya tracing digencarkan serta rappid test dan swab test terus dilakukan. Hal itu agar segera memastikan tak ada rantai persebaran Covid-19. Risma mengatakan, saat ini karantina masih dilakukan di salah satu hotel setelah melakukan rappid test.

"Makanya dimasukkan hotel dan semua biaya ditanggung Sampoerna," ungkap Risma.

2. 9 Sudah PDP

Saat ini Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur tengah melakukan penelusuran dan melakukan serangkaian rapid test dan juga swab pada para karyawan pabrik tersebut untuk memutus rantai penularan.

Selain itu pabrik tersebut juga sudah diminta untuk tidak beroperasi sementara.

Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan GM dari perusahaan terkait dan mengkomunikasikan hal-hal yang harus dilakukan terkait adanya potensi klaster baru ini.

“Memang ada yang positif covid-19, yaitu pegawai dari pabrik tersebut. Ada dua orang, dan dua-duanya meninggal dunia. Di kompleks tersebut kini sedang dilakukan tracing dan kini ada sembilan yang dinyatakan PDP karena terdapat gejala klinis,” kata Joni, dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/4/2020) malam.

3. 100 orang reaktif, 46 sudah di tes swab

Tidak hanya itu, saat ini total ada sebanyak 163 orang yang sudah dilakukan tes swab pengambilan spesimen untuk diuji dalam PCR. Namun hasilnya baru akan keluar dua hari ke depan.

Selain itu saat ini, Gugus Tugas juga secara bertahap masih melakukan rapid test pada para pegawai di pabrik Sampoerna.

Dan saat ini akan ada sebanyak 323 orang yang akan dilakukan rapid test, dan yang sudah terdeteksi reaktif ada sebanyak 100 orang.

Dari 100 karyawan yang reaktif tersebut, 46 di antaranya telah dilakukan test swab di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (30/4/2020).

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengatakan, 46 karyawan tersebut adalah sebagian dari 100 karyawan yang reaktif berdasarkan hasil rapid test gelombang kedua.

“Hari ini 46 yang di-PCR. Tapi enggak tahu hasilnya (belum keluar),” kata Joni di Makodam V Brawijaya, Kamis (20/4/2020)

4. Tak terdeteksi tertular dari mana

Lebih lanjut disampaikan Joni bahwa sampai saat ini belum diketahui dua orang yang lebih dulu dinyatakan positif covid-19 dan meninggal dunia dari pabrik tersebut mendapatkan penularan atau transmisi dari mana. Saat ini pihaknya sedang melakukan penulusuran.

“Langkah-langkah sudah diambil oleh tim tracing dan dinkes bahwa yang satu komplek pabrik itu ada sebanyak 500 karyawan kini sudah diliburkan. Yang dekat dengan yang positif dan meninggal dunia tersebut juga besok dilakukan diagnostik pasti dengan PCR,” kata Joni.
(Sofyan Arif Candra Sakti)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Apakah Rokok Sampoerna Terpapar Covid-19 setelah 2 Karyawan Positif Corona? Ini Komentar Perusahaan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini