TRIBUNNEWS.COM - Kecemasan seseorang dalam menghadapi wabah virus corona rupanya bermacam-macam.
Namun, jika gangguan kecemasan sudah semakin parah, alangkah baiknya menghubungi ahlinya agar dapat segera mendapat pertolongan.
Dokter Psikiater di Klinik Psikosomatik OMNI Hospital Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ FAPM memberikan tips untuk mengurangi gangguan kecemasan akibat wabah corona.
Menurut dr Andri, pada dasarnya setiap manusia bisa mengalami gangguan kecemasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
Sebab setiap manusia mengalami kondisi tertekan pada suatu hal sehingga menimbulkan kecemasan.
"Seringkali kalau kita berbicara tentang kecemasan bukan hanya saat wabah Covid-19."
"Kehidupan kita sehari-hari juga bisa menimbulkan kecemasan."
"Yang membuat seseorang mengalami kecemasan, ketika dia tidak mampu lagi beradaptasi, tertekan, hingga mengalami stres," ujar dr Andri kepada Tribunnews melalui sambungan Zoom Meeting, Rabu (6/5/2020).
dr Andri juga menuturkan, seseorang tidak serta merta langsung mengalami gangguan kecemasan.
Menurutnya, ada sejumlah tahapan awal yang dilalui.
"Level awalnya itu stres dulu, dia tertekan, dia tidak nyaman, dan berusaha beradaptasi."
"Lalu ketika orang itu tidak mampu lagi beradaptasi, maka dia mengalami gejala kecemasan," katanya.
Lantas bagaimana ia memberikan tips untuk mengurangi gangguan kecemasan akibat wabah corona?
dr Andri menyampaikan ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh semua orang yang mengalami kecemasan.
Di antaranya adalah menerima kenyataan, melakukan relaksasi dan membatasi informasi.
Baca: Mengenali Gangguan Kecemasan Akibat Wabah Corona dan Faktor-faktor Penyebabnya Menurut Ahli
Terkait dengan menerima kenyataan, dr Andri menjelaskan, hal itu dilakukan agar diri kita tidak terlalu terbebani dengan kondisi saat ini.
Pasalnya, kondisi sulit akibat corona juga dirasakan banyak orang dari berbagai negara yang terdampak.
"Pertama yang perlu diperhatikan adalah menerima kenyataan kondisi ini, ikhlas adalah salah satu cara untuk menerima."
"Kita belajar untuk menerima bahwa keadaan ini semua manusia ikut mengalaminya."
"Ada lebih dari 200 negara mengalami hal yang sama," ungkapnya.
Selain itu, dr Andri menyatakan, berupayalah untuk menganggap kondisi akibat wabah bisa membuat diri kita 'naik kelas' dalam kehidupan.
"Supaya kita bisa jadi manusia yang lebih baik lagi," tambahnya.
Baca: Tahapan Seseorang Perlu Mendapat Pertolongan untuk Atasi Gangguan Cemas akibat Wabah Corona
Kendati demikian, dr Andri tak memungkiri adanya kesulitan dalam menghadapi krisis kehidupan seperti saat ini.
"Untuk itu tidak masalah bila diri kita merasakan sedih, kecewa dan marah atas kondisi ini," jelasnya.
Menurutnya, perasaan tersebut adalah bagian dari norma yang wajar.
"Tapi jangan lupa kita mulai mencatat apa yang bisa kita lakukan supaya bisa lebih baik lagi kedepan," paparnya.
Selain itu, cara kedua dari dr Andri adalah melakukan relaksasi.
Relaksasi bisa dilakukan kapan saja, misalnya dalam kondisi berpuasa seperti sekarang, bisa dilakukan sehabis sembayang.
"Lakukan upaya penenangan diri, perhatikan nafas kita, tenangkan pikiran kita, tidak mudah tapi bisa dilakukan," ujarnya.
Baca: Virus Corona Bikin Cemas, Olla Ramlan Lakukan Tes Swab di Rumah
Sementara itu, cara terakhir menurut dr Andri adalah membatasi informasi yang berkaitan dengan Covid-19.
"Informasi yang saat ini diharapkan oleh masyarakat adalah informasi yang bersifat optimis, yang membangkitkan semangat, itu yang sebenarnya harus ditekankan," tegas dr Andri.
Untuk itu, dalam mengurangi kecemasan, batasi menerima informasi buruk soal wabah corona.
Misalnya dengan hanya satu jam saja, kemudian lakukan hal yang di tengah karantina.
"Satu hari satu jam saja, lalu bisa mengerjakan hal yang lain yang bisa dilakukan dari rumah."
"Hal-hal seperti ini yang perlu diperhatikan untuk mengurangi kecemasan dan stres dalam keadaan covid-19 ini," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)