"Dia datang karena merasa tidak nyaman, sulit tidur, kepikiran, salah satunya karena kelihatannya Covid-19 sangat cepat menular."
"Memang betul penyebarannya sangat cepat. Hampir seluruh negara, sudah lebih dari 200 negara terkena," ungkapnya.
Baca: Virus Corona Bikin Cemas, Olla Ramlan Lakukan Tes Swab di Rumah
Oleh karena itu, lanjut dr Andri, keadan-keadaan tersebut membuat seseorang menjadi ketakutan.
Faktor lain yang menyebabkan ketakutan, siapapun bisa terpapar bahkan orang tanpa gejala.
Selain itu, pasien corona meninggal dimakamkan dengan cara tidak bisa, terlebih tidak boleh ada orang lain yang mendekat atau melayat.
"Ini yang menimbulkan ketakutan-ketakutan karena kebanyakan orang Indonesia takut mati."
"Sehingga itu yang menjadi masalah, menambah stres. Jika dia tidak bisa beradaptasi, dia akan mengalami gangguan kecemasan," tandasnya.
Baca: Cerita Pekerja Hotel yang Terdampak Virus Corona, Harap-harap Cemas Tak Digaji dan Diputus Kontrak
Beberapa faktor dari pandemi Covid-19 juga bisa menjadi penyebab munculnya gangguan kecemasan.
Di antaranya adalah faktor lingkungan, keamanan, dan sosial.
Dalam faktor lingkungan, dr Andri menjelaskan, kondisi yang saat ini terjadi, orang-orang bingung dan merasa tidak puas.
"Faktor-faktor dari gangguan kecemasan, misalnya orang itu sebenarnya tidak mengetahui apa yang sedang ia hadapi."
"Jadi secara faktor lingkungan dia seperti bingung, sudah tidak ada lagi yang disebut daya tahan stres," kata dr Andri.
Menurutnya, beberapa hal yang bisa menjadi alasan seseorang untuk merasa tidak puas dengan kondisi ini, sulitnya memenuhi kebutuhan secara ekonomi.
Hal itu bisa membuat kurangnya rasa puas seseorang dan semakin sulit beradaptasi dengan lingkungan.
Baca: Psikolog Sarankan Masyarakat Membatasi Informasi Agar Tidak Cemas Selama Physical Distancing