TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pandemi Corona telah menyebabkan 1,4 juta tenaga kerja dirumahkan dan 314.833 pekerja informal terdampak.
Mereka tidak bisa lagi bekerja karena tempatnya mencari nafkah tutup akibat pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Seperti yang terjadi pada Saryanti (34). Perempuan yang bekerja di Salon yang berada di mall kawasan Jakarta Selatan tersebut telah dirumahkan sejak dua bulan yang lalu.
Baca: Bukan Pertama Kali, Ternyata Kakak Kandung Siti Badriah Pakai Narkoba Sejak Lama
Selain karena sepinya pengguna jasa potong rambut, tenan salonnya harus tutup, karena Mall nya berhenti beroperasi.
"Sejak awal Maret sudah dirumahkan, sudah tidak mendapatkan gaji sama sekali," kata Yanti saat ditemui di kawasan Senayan, Selasa, (5/6/2020).
Sejak pertama dirumahkan, Perempuan yang berstatus janda tersebut bingung, karena tidak punya penghasilan. Sementara ia harus membayar kontrakan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari hari bersama satu orang anaknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar.
"Untung masih ada uang di tabungan untuk membayar kontrakan kemarin," katanya.
Yanti sebenarnya bisa memilih opsi pulang kampung seperti yang dilakukan sebagian temannya, sebelum resmi dilarang pemerintah.
Baca: Kabarnya Zul Zivilia Sakit, Sang Istri Cemas karena Belum Boleh Berkunjung Sejak Pandemi Covid-19
Hanya saja Ia tidak melakukannya karena mengikuti anjuran pemerintah dan khawatir menjadi pembawa virus ke kampung.
"Waktu yang lain pulang kampung, saya di sini (Jakarta), Bismillah saja waktu itu " katanya.
Nafas Yanti hidup di Jakarta disaat pandemi sedikit terbantu, karena ada pelanggan salon yang memanggilnya untuk potong rambut. Kebutuhan perut membuat ketakutan Yanti hilang terhadap penularan Corona.
Baca: Komisi I DPR Minta Kemenlu Lindungi dan Dampingi ABK Longxing 629 China
"Kalau saya tidak keluar, saya tidak bisa makan, mau bagaimana lagi. Saya cuma bisa jaga jaga saja, kaya pakai masker dan pelanggan juga pakai masker" katanya.
Semakin ke sini, pelanggan salon yang meminta jasanya memotong di rumah bertambah, namun bisa dihitung jari.
Yanti yang tinggal di kawasan Pasar Minggu, kini harus berkeliling Jakarta untuk memotong rambut.
Mengendarai sepeda motor dan menggendong tas berisi peralatan cukur, ia harus siap dipanggil kemana pun.
Baca: Satu Keluarga Positif Virus Corona, Setelah Pemuda Ini Pulang dari Ijtima Ulama Tabligh Gowa
Yanti menerapkan harga salon untuk jasa potong rambut panggilannya itu yakni Rp 125 ribu untuk sekali potong.
Hanya saja itu tidak sebanding dengan saat salon masih buka. Biasanya bekerja di salon Yanti mendapatkan gaji bulanan ditambah fee setiap sekali potong rambut.
"Kalau seminggu dua, berarti cuma 250 ribu, kalau masih di Salon punya gaji bulanan," katanya.
Yanti bersyukur mendapatkan Bansos sembako dari pemerintah. Setidaknya dengan adanya Bansos tersebut, uang hasil potong rambut bisa digunakan untuk bayar kontrakan.
"Alhamdulillah dapat bansos, isinya beras, minyak goreng, sarden, sabun batang, jadi uang buat beli beras bisa buat bayar kontrakan, " katanya.
Yanti berharap Penyebaran Corona segera berakhir. Mall kembali buka, sehingga salon tempatnya kerja bisa kembali beroperasi.
"Doa saya semoga ini cepet selesai, normal lagi, karena saya juga bingung kalau lama-lama," pungkas Yanti.