TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi mengajak umat Buddha menjadikan penyelenggaraan Hari Raya Tri Suci Waisak 2564 BE sebagai momentum untuk ikut berperan aktif dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Perayaan Tri Suci Waisak 2564 BE yang mengusung tema 'Dengan Kesadaran Dhamma Kita Tingkatkan Kepedulian Sosial Demi Keutuhan Bangsa'.
"Saya juga mengajak kepada seluruh umat Buddha untuk turut berperan aktif memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Sebagaimana Buddha mengajarkan umatnya untuk mengatasi penderitaan," ujar Fachrul melalui keterangan tertulis, Kamis (7/5/2020).
Baca: 90 Ribu Lebih Pekerja Kesehatan Terinfeksi Covid-19 di Dunia
Facrul juga mengapresiasi penyelenggaraan Hari Raya Tri Suci Waisak 2564 BE oleh vihara-vihara dan umat Buddha yang digelar secara sederhana di tengah pandemi corona.
"Pertama-tama saya memberikan apresiasi kepada vihara-vihara dan umat Buddha atas penyelenggaraan Waisak yang digelar secara sederhana sesuai anjuran Pemerintah dan protokol kesehatan," tutur Fachrul.
Fachrul mengingatkan umat Buddha atas nilai-nilai keutamaan Dhamma.
Adapun nilai keutamaan Dhamma yaitu nilai pengorbanan hidup, nilai kebijaksanaan hidup, dan nilai kesempurnaan hidup yang semuanya telah dilakukan dan diajarkan Buddha.
Baca: Tidak Dapat Restu dari Calon Mertua, Pria di Medan Mutilasi Kekasihnya : Saya Cinta Elvina
"Keberadaan dan kebenaran Dhamma yang saudara yakini itu dapat menjawab semua tantangan perubahan kehidupan sebagaimana perkembangan dunia dewasa ini," ujar Fachrul.
Menurutnya, umat Buddha meyakini bahwa semua persoalan yang terjadi hanya dapat diatasi apabila manusia memiliki kedamaian dalam hidupnya.
Baca: Langgar PSBB, Total 161 Perusahaan Ditutup Paksa dan 13 Ribu Pekerja Terdampak
"Kedamaian yang ditopang oleh tekad Teguh untuk menghayati kebenaran dhamma sehingga terus menghiasi sepanjang hidupnya," ungkap Fachrul.
Menag juga berpesan agar seluruh umat Buddha untuk menyebar luas cahaya terang keutamaan dhamma itu dengan melaksanakan enam hal.
Pertama, perilaku yang penuh cinta kasih. Kedua, lerkataan yang penuh cinta kasih. Ketiga, pikiran yang penuh cinta kasih.
Keempat, umat Buddha juga diminta memaksakan kepedulian sosial untuk saling bersimpati dan saling tulus berkorban bagi sesama manusia.
Kelima, menjaga norma-norma moral sosial. Keenam, mempunyai pandangan yang luas dan terbuka dalam memahami perubahan.