TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan mobile laboratorium biosafety level 2 (BSL 2) untuk pengujian spesimen deteksi virus corona.
Mobile Lab tersebut akan dioperasikan pada 20 Mei mendatang.
"Kami juga laporkan bahwa mobile laboratorium BSL 2, saat ini sedang diselesaikan oleh BPPT dan targetnya 20 Mei nanti sudah bisa dioperasikan di RS Wisma Atlet," ujar Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro , Senin, (11/5/2020).
Baca: Selama Pandemi Corona Kemenag Tiadakan Sertifikat Layak Kawin
Dengan adanya laboratorium portabel tersebut diharapkan membantu percepatan pengetesan sampel untuk mendeteksi Covid-19.
Selama ini pengujian spesimen mengandalkan 104 laboratorium rujukan.
"Tentu ini bisa membantu upaya percepatan pemeriksaan dari sampel dengan kapasitas bisa sampai 250 sampel per hari," katanya.
Baca: Pengakuan Pemuda Habisi Siswi SMP di Jambi, Temuan Kerangka di Kebun Sawit Tinggalkan Misteri
Mobile Lab sendiri dibuat dari kontainer sehingga mudah dipindahkan. Mobile BSL 2 dibangun dengan mengikuti standar WHO yang dilengkapi sejumlah peralatan yakni biosaftey kabinet, pemeriksaan swab, dan lainnya.
Selain membangun laboratorium portabel, pemerintah telah siap memproduksi perangkat untuk mendeteksi virus corona.
Baik itu yang berbasis rapid tes (RDT) maupun PCR (polimerase chain reaction). Dengan adanya perangkat produksi dalam negeri tersebut diharapkan dapat memenuhi target pengujian spesimen hingga 10 ribu per hari.