TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum puas dengan pengujian spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Jokowi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini Indonesia memiliki kemampuan melakukan pengujian melalui metode PCR untuk mendeteksi Covid-19 mencapai 4.000 hingga 5.000 per hari.
Dikutip dari channel YouTube KompasTV, Menurut matan Wali Kota Solo itu, angka di atas belum memenuhi target yang ia berikan.
"Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yakni 10.000 spesimen per hari," katanya saat memberikan pengantar rapat terbatas melalui video conference mengenai Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Senin (11/4/2020).
Baca: Sampai 10 Mei, Sudah 150 Ribu Lebih Spesimen Diperiksa Lewat Metode PCR-TCM
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menginformasikan, saat ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memiliki sebanyak 104 lab pengujian dalam jaringan lab Covid-19.
Ia menginginkan ke-104 lab tersebut difungsikan secara maksimal untuk mendeteksi Covid-19.
"Meskipun dari 104 lab tadi, 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 rujukan belum melakukan pemeriksaan," imbuhnya.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Untuk itu, Jokowi mengingatkan pentingnya untuk mengecek kembali kesiapan alat pengujian.
Utamanya reagen PCR, RNA maupun VTM.
Baca: Dokter Cantik Fumie Otawa: Tes PCR di Jepang Kurang karena Tentara Tidak Dilibatkan
"Saya minta segera di selesaikan dalam minggu ini," kata Jokowi.
Selain membahas alat penguji Covid-19, Jokowi juga mewanti-wati perihal kepulangan pekerja imigran asal Indonesia yang dalam waktu dekat akan kembali ke Tanah Air.
Berdasarkan data disebutkan, dalam bulan Mei hingga Juni akan ada 34 ribu pekerja imigran Indonesia yang masa kontraknya berakhir.
Kemudian Jokowi merincikan angka di atas.
"Mereka berasal dari jatim ini 8.900 kurang lebih, dari Jateng 7.400, dari Jabar 5.800, dari NTB 4.200 dari Sumut, 2.800 dari Lampung 1.800, dan 500 orang dari Bali," urainya.
Baca: Genjot Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Pandemi Corona, Pemerintah Diminta Prioritaskan Pengecekan PCR
Oleh karena itu, Jokowi meminta gelombang kepulangan imigran ini betul-betul diantisipasi dari awal memasuki pintu kedatangan hingga pergerakan ke daerahnya masing-masing.
"Saya melihat jalur udara ada 2 pintu masuk di Soekarno Hatta dan di Badara Ngurah Rai, kemudian jalur ABK kapal pesiar juga di Benoa Bali dan Tanjung Priok dan pekerja migran dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai."
"Sekali lagi, saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki. Dan juga di pastikan kesiapan tempat karantina, rumah sakit rujukan untuk para pekerja migran tersebut," kata Jokowi mengingatkan.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)