TRIBUNNEWS.COM - Setiap tanggal 12 Mei merupakan hari spesial untuk para perawat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Di tanggal tersebut didapuk sebagai International Nurses Day atau dalam bahasa Indonesianya Hari Perawat Internasional.
Ketua Tim Penanganan Covid-19 Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI), Jajat Sudrajat mengatakan, peringatan Hari Perawat Internasional di tahun ini sangat berbeda dari biasanya.
Setiap tahun PPNI memimpin peringatan tersebut mulai dari tingkat pusat, wilayah, daerah, hingga komisariat atau instansi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan keperawatan diseluruh Indonesia.
Tahun ini dipandang istimewa, karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan 2020 sebagai Tahun Perawat dan Bidan, sekaligus menjadi tahun ke-200 peringatan kelahiran Nightingale, sosok pelopor perawat modern.
Baca: PPNI: Rumah Sakit Non Rujukan Covid-19 Lebih Berisiko Terpapar Virus Corona
"Di sisi lain, dunia sedang dihadapkan pada wabah Coronavirus disease yang mencuat mulai dipenghujung tahun 2019, dan kemudian berkembang menjadi pandemi global Covid-19."
"Hingga saat ini, sedikitnya terdapat 219 negara dan wilayah/teritorial didunia, terpapar Covid-19, dengan total kasus hampir mendekati 4 juta kasus, dengan jumlah kematian hampir mencapai 270 ribu," ucap Jajat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/5/2020).
Jajat melihat momentum Hari Perawat Internasional 2020 ini untuk terus meningkatkan kompetensi dan adaptasi baru menghadapi Covid-19 yang merupakan fenomena baru.
Termasuk upaya meningkatkan solidaritas profesional, dan kepedulian untuk saling tolong-menolong lintas wilayah, lintas daerah juga dilakukan.
Baca: PPNI Berduka, Satu Perawat RSPI Sulianti Saroso Meninggal Dunia karena Covid-19
"Saat perawat yang berada di Zona merah, dihadapkan pada peningkatan jumlah pasien yang harus dilayani, maka perawat di Zona hijau lainnya dengan segera menyediakan dirinya menjadi relawan, guna menopang dan menambah barisan kekuatan melawan Covid-19.
"Hingga saat ini tercatat sebanyak 4.010 data relawan ke DPP PPNI yang berasal dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota dan siap bertugas," imbuhnya.
Jajat juga menyebut ada segudang persoalan yang langsung menyentuh perawat selama wabah berjuang di tengah pandemi ini.
Seperti minimnya alat pelindung diri (APD) untuk perawat dan tenaga kesehatan lain yang langsung berhadapan dengan pasien Covid-19, stigma kepada perawat sebagai pembawa virus dan agen penularan, penolakan terhadap perawat di lingkungan rumah indekos.
Baca: Gugurnya 13 Perawat di Tengah Pandemi Corona, DPP PPNI Soroti Kurangnya APD di Daerah
Bahkan adanya penolakan pemakaman terhadap jenazah perawat yang meninggal karena Covid19, merupakan sejumlah permasalahan yang kontraproduktif dengan berbagai upaya perang melawan virus ini.
"Kita semua menyadari, situasi ini berat, terlebih sejawat Perawat yang berada digarda terdepan penanganan Covid-19. Mereka berada dalam risiko tinggi terpapar."
"Namun tanggung jawab profesional telah menuntunnya untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat."
"Untuk itu, dukungan semua pihak perlu terus diberikan, agar perawat dan tim kesehatan lainnya tetap dapat merawat bangsa dengan kondisi aman, tetap sehat, dan sejahtera," beber Jajat.
Jajat menyakinkan PPNI terus dan tetap aktif membantu mengatasi sejumlah persoalan yang dialami Perawat dengan menyediakan APD maupun menghimpun donasi.
"Saat ini kita dalam masa sulit, tetapi kita tetap optimis dengan kekompakan dan soliditas, serta rasa tanggung jawab semua komponen bangsa, maka akan dapat melewati wabah ini dengan cepat," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)