TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga Selasa (12/5/2020) jumlah yang terpapar Covid-19 di Indonesia mencapai 14.749 orang dengan jumlah kematian 1.007 orang.
Dari lebih 1.000 kematian akibat Covid-19 itu, ternyata sebagian besar pasien yang
meninggal memiliki riwayat penyakit ginjal.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo, usai mengikuti rapat terbatas terkait evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, kemarin.
”Ada satu hal yang perlu kami sampaikan bahwa kasus kematian
tertinggi adalah kelompok mereka yang memiliki penyakit ginjal,” kata Doni, Selasa
(12/5/2020).
Doni menuturkan, dari 10 pasien yang memiliki penyakit penyerta ginjal, rasio
kematiannya 7 orang.
Baca: Soal dan Jawaban Lengkap SD Kelas 4-6 Belajar dari Rumah TVRI, Materi Masyarakat Bugis Makassar
Baca: Sejarah Panjang Berdirinya Masjid Istiqlal Hingga Berdiri di Atas Tanah Reruntuhan Benteng Belanda
Baca: Peringatan Dini BMKG Rabu 13 Mei 2020, 11 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin
”Dari 10 orang yang terkena Covid-19 memiliki penyakit penyerta ginjal, angka kematian 7 dari 10 orang. Tepatnya 6,8 dari 10 orang. Jadi ini sangat tinggi
sekali," ujar Doni.
Setelah ginjal disusul pasien Covid-19 yang memiliki penyakit jantung memiliki risiko
kematian tertinggi kedua. Rasio kematiannya 5 dari 10. "Yang kedua adalah jantung.
Angka kematiannya juga tinggi yaitu 5 orang wafat dari 10 pasien penderita jantung,"
katanya.
Oleh karena itu Doni meminta masyarakat Indonesia terutama yang memiliki riwayat
penyakit ginjal dan jantung untuk meningkatkan kewaspadaan.
Mereka harus mematuhi protokoler kesehatan untuk membatasi jarak fisik, selalu cuci tangan dengan sabun, tidak menyentuh muka dengan tangan kotor, dan menggunakan masker.
”Isolasi mandiri serius dan sungguh-sungguh, tidak boleh lakukan kegiatan apapun, apalagi dengan orang tidak dikenal," tutur dia.
PSBB Pulau Jawa
Sementara itu Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas terkait evaluasi
pelaksanaan PSBB kemarin mengatakan, hingga saat ini kasus positif Covid-19
terbanyak berada di Pulau Jawa.
Tidak tanggung-tanggung, 70 persen kasus Covid-19 berada di Pulau Jawa.
”Berdasarkan data Gugus Tugas, 70 persen kasus positif itu ada di Pulau Jawa. [Ada] 70 persen. Demikian juga dengan angka tertinggi kematian, 82 persen ada di Jawa," kata Jokowi.
Berdasarkan data-data tersebut, Jokowi meminta Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 untuk memastikan efektivitas pengendalian virus corona di 5
provinsi di Pulau Jawa untuk dievaluasi. Kelima provinsi tersebut yakni DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.
”Saya minta Gugus Tugas memastikan pengendalian Covid-19 di 5 provinsi di Pulau Jawa, ini betul-betul dilakukan secara efektif, " kata Jokowi.
Jokowi menargetkan selama dua minggu ke depan untuk menyelesaikan evaluasi
pengendalian corona. Terlebih, dalam beberapa pekan ke depan, akan ada momen Hari Raya Idul Fitri.
"Terutama dalam waktu 2 minggu ke depan ini. Kesempatan kita mungkin sampai lebaran ini harus betul-betul kita gunakan," ujarnya.
Baca: Terus Menerus di Rumah Selama Pandemi, Sandra Dewi Takut Kebobolan Hamil Lagi
Baca: Jawaban Soal SD TVRI Kelas 1-3 Rabu 13 Mei 2020, Materi Sahabat Pelangi : Chandra Oh Chandra
Baca: Pandangan Menarik Jurgen Klopp Soal Sosok Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo
Hingga kini angka pasien corona di Indonesia terus bertambah. Data Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan kasus positif virus corona telah
menyebar di seluruh provinsi di Indonesia.
DKI Jakarta memiliki kasus positif terbanyak yakni 5.375 kasus, disusul Jawa Timur dengan 1.669 kasus, Jawa Barat terdapat 1.545 kasus, dan Jawa Tengah terdapat 989 kasus.
Kemudian Sulawesi Selatan terdapat 747 kasus, Banten terdapat 559 kasus, Nusa
Tenggara Barat terdapat 339 kasus, Bali terdapat 328 kasus, Papua terdapat 322 kasus,
Sumatera Barat terdapat 319 kasus, Sumatera Selatan terdapat 279 kasus, dan
Kalimantan Selatan terdapat 277 kasus.
Mengenai data Pulau Jawa sebagai sebagai wilayah dengan kasus positif virus corona
terbanyak, Sestama BNPB Harmensyah, mengatakan bahwa perlu PSBB perlu
diterapkan di seluruh Pulau Jawa.
”Kontribusi Pulau Jawa itu ada 70 persen kasus, meninggalnya 82 persen, sembuhnya 56 persen. Kita memang perlu pemberlakuan PSBB se-Jawa supaya ini bisa ditekan,” kata Harmensyah dalam raker dengan Komisi VIII DPR, Selasa (12/5).
Dia melanjutkan, saat ini belum semua daerah di Pulau Jawa yang menerapkan PSBB.
Oleh karena itu, BNPB merekomendasikan daerah yang angka kasus positif virus
corona tinggi segera memberlakukan PSBB.
"Daerah yang tinggi angka kasus positif terkonfirmasi, direkomendasikan melaksanakan PSBB atas dasar inisiatif daerah. Tentunya tetap didukung TNI-Polri dan seluruh stakeholder yang ada baik di pusat dan daerah," sebutnya.
Lebih lanjut, Harmensyah mengingatkan bahwa kunci tak terlular virus corona adalah
menjaga kedisiplinan diri, tetap menjaga kebersihan, jaga jarak, memakai masker dan
mencuci tangan secara rutin.
"Presiden sudah menyampaikan physical distancing menjadi hal yang sangat penting. Jadi, kita diwajibkan tetap memakai masker tidak memegang wajah, stay di rumah hingga Covid-19 ini bisa reda. Yang penting adalah bagaimana kita menjaga disiplin kita," katanya.(tribun network/yud/fik/mam/dod)