TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita berusia 113 tahun, Maria Branyas, dinyatakan sembuh dari virus corona.
Dikutip Tribunnews.com dari dw.com, Branyas disebut sebagai orang tertua di Spanyol.
Anak Branyas, Rosa, menceritakan sang ibu awalnya terinfeksi corona pada Maret 2020 lalu.
Kini Branyas dinyatakan sembuh dan ingin segera mengobrol dengan orang-orang.
Bahkan kepada putrinya, Branyas mengaku bosan sudah beberapa minggu berada di ruang isolasi di panti jompo.
Dalam sebuah tayangan di Spanish TV3, Branyas menceritakan pengalamannya selama dirawat.
Baca: Nenek 104 Tahun Sembuh dari Corona, Kunci Kesembuhan Rasa Cinta pada Keluarga
Baca: Nenek 102 Tahun Lahir saat Wabah Flu Spanyol, Sempat Keguguran dan Kanker, Kini Sembuh dari Corona
Ia mengaku beruntung bisa sehat kembali di usia yang sudah begitu tua.
Branyas juga menceritakan, para petugas medis sangat baik dan perhatian kepadanya.
Seorang juru bicara wilayah Kota Olot menyebut kondisi Branyas baik-baik saja.
"Dia merasa baikan sekarang, dia menjalani tes minggu lalu dan hasilnya negatif," ujarnya, Selasa (!2/5/2020).
Diketahui, Branyas lahir di San Fransisco pada 1907 di keluarga asli Spanyol.
Ia kemudian pindah ke Spanyol bersama keluarganya di usia 8 tahun.
Branyas berjuang di tengah pandemi flu Spanyol serta perang sipil Spanyol.
Ia memiliki tiga orang anak, 11 cucu yang mana di antaranya sudah 60 tahun, serta 13 cicit.
Selain Branyas, ada juga lansia lain di Spanyol yang berusia 101 dan 107 juga sembuh dari Covid-19.
Baca: Petugas Karcis di Stasiun Meninggal setelah Diludahi Orang yang Ngaku Positif Corona
Baca: Seorang Suster Kuras Kartu Kredit Pria Lansia yang Sekarat karena Corona, Kini sang Pasien Meninggal
Perjuangan Friedman Lawan Berbagai Penyakit
Sebelum Branyas, sudah ada beberapa lansia berusia di atas 100 tahun di berbagai negara yang sembuh dari Covid-19.
Di antaranya Angelina Sciales atau Angelina Friedman yang mengalami beberapa masalah kesehatan mulai dari keguguran hingga kanker.
Dikutip Tribunnews.com dari breitbart.com, Friedman berusia 102 tahun dan tinggal di Westchester County, New York, Amerika Serikat.
Friedman lahir pada 1918 di sebuah kapal pembawa imigran dari Italia ke New York.
Kala itu, flu Spanyol menjadi pandemi dan sudah membunuh hingga 50 juta orang lebih.
Saat itu, tak ada obat atau vaksin yang bisa membunuh virus flu tersebut.
Masyarakat hanya diminta untuk mengenakan masker, serta tempat publik yang mengundang keramaian ditutup.
Pada 21 Maret 2020 lalu, Friedman menjalani tes corona dan hasilnya positif.
Nenek itu pun harus rawat inap di rumah sakit.
Meski tidak memiliki masalah pernapasan, tapi Friedman terus-menerus mengalami demam.
Seminggu di rumah sakit, tubuh Friedman kadang demam, kadang tidak, hingga akhirnya ia pulang ke rumah dan mengisolasi diri di kamarnya.
Friedman sudah beberapa kali menjalani tes corona dan hasilnya tetap positif dan ia harus kembali rawat inap di rumah sakit.
Hingga pada 21 April 2020, Merola diberitahu perawat rumah sakit, sang ibu sudah mulai lahap makan.
Bahkan Friedman berkata ingin kembali menjalani hobinya di bidang musik.
Putri Friedman, Merola sangat bangga pada ibunya yang ia anggap sebagai sosok pejuang.
"Ibuku adalah seorang pejuang. Dia pernah keguguran, hingga pendarahan lalu terkena kanker," ujar Merola.
"Dia bukan manusia biasa. Dia manusia dengan DNA super," ungkap Merola sambil tertawa.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)