News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Uji Coba Obat Favipiravir Terhadap Pasien Covid-19 di Rusia Tunjukan Hasil Menjanjikan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona

Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Hasil uji klinis terhadap obat favipiravir yang dilakukan di Rusia menunjukan hasil yang menjajikan untuk mengobati virus corona.

Hal tersebut disampaikan Kepala Russian Direct Investment Fund (RDIF), Kirill Dmitriev.

RDIF menyediakan 150 juta roubles (2 juta dolar AS) dalam pendanaan proyek tersebut.

Kirill Dmitriev mengatakan 60 persen dari 40 pasien positif corona yang mengkonsumsi tablet favipiravir--yang pertama kali dikembangkan di Jepang dengan nama Avigan--hasil tesnya negatif dalam lima hari.

Obat ini dia menjelaskan, bisa memangkas waktu pemulihan pasien corona.

Baca: Anggota DPRD Tawarkan Rp 1 Miliar Agar Kasus Pemerkosaan Damai, Ibu Korban: Manusia Macam Apa?

Produsen obat bergegas untuk mengembangkan terapi perawatan dan vaksin untuk virus yang sangat menular dan menewaskan lebih dari 290.000 orang di seluruh dunia, dan menyerang lebih dari 4,2 juta orang.

Avigan, yang dikenal secara umum sebagai favipiravir, dikembangkan pada akhir 1990-an oleh sebuah perusahaan yang kemudian dibeli Fujifilm ketika banting stir usahanya ke perawatan kesehatan.

Obat ini bekerja dengan memutus mekanisme reproduksi dari virus RNA tertentu seperti influenza.

Baca: Jenis Kado yang Dipengen Tiap Zodiak Jika Berulang Tahun Saat Ini, Pisces Inginkan Kejutan Romantis

Favipiravir juga menjalani uji coba di India oleh Glenmark Pharmaceuticals Ltd.

Rusia, yang memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di dunia, di bawah Amerika Serikat, juga sedang menguji prototipe vaksin pada hewan.

Sementara RDIF telah mengalihkan dana untuk memproduksi lebih banyak tes di dalam negeri.

"Ini akan mengurangi beban pusat medis dan menurut perkiraan kami, juga akan mengurangi jumlah pasien berbahaya secara epidemiologi sekitar 50 persen," kata Dmitriev, mengacu pada pengobatan favipiravir.

Baca: Klaster Baru China Berujung Isolasi di Kota-Kota Perbatasan Rusia dan Korea Utara

Uji klinis 330 pasien yang terinfeksi corona harus selesai pada akhir Mei, demikian disampaikan Andrei Ivashchenko, seorang profesor di Akademi Ilmu pengetahuan Rusia dan Ketua Dewan Direksi di ChemRar, perusahaan yang melakukan pengujian.

"Fasilitas produksi ChemRar akan memungkinkan kita untuk menghasilkan puluhan ribu program pengobatan per bulan, yang kami perkirakan dan berharap akan cukup untuk Rusia, minimalnya, " kata Ivashchenko.

Dia mengatakan tes awal menunjukkan bahwa ada efek samping minimal.

Ibu hamil dilarang menggunakan obat ini.

Obat Avigan di Jepang dapat menyebabkan cacat lahir.

Ivashchenko juga mengatakan tidak ada data yang cukup untuk mengatakan seberapa efektif pengobatan favipiravir pada pasien sakit parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan empat fase tentang cara kerja uji klinis.

Uji coba yang dilakukan di Rusia akan masuk ke dalam tahap pertama dari kerangka kerja itu.

"Tahap I studi biasanya menguji obat baru untuk pertama kalinya dalam sekelompok kecil orang untuk mengevaluasi berbagai dosis aman dan mengidentifikasi efek sampingnya," demikian mengutip syaratnya di laman resmi WHO .(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini