TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO -- Gara-gara warga membuka peti dan memakamkan jenazah pasien Covid-19 tanpa baju hazmat, menjadi klaster baru penyebaran virus corona di Sidoarjo.
Dua klaster baru penyebaran covid-19 di Sidoarjo benar-benar menjadi perbincangan berbagai kalangan.
Yakni klaster Desa Pepelegi, Kecamatan Waru yang sempat membuka peti jenazah pasien covid-9, dan klaster di Dusun Jati, Desa/Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Klaster baru di Desa Pepelegi, Kecamatan Waru berawal dari aksi membawa pulang jenazah pasien covid-19, membuka peti dan memakamkannya tanpa menggunakan baju hazmat.
Kabar tentang peristiwa ini yang sedang viral.
Pemerintah mengaku langsung melakukan tracing dan memeriksa sejumlah warga di sana. Termasuk keluarganya.
“Dari rapid test yang dilakukan, sudah ada 17 orang hasilnya reaktif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman.
Baca: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jakarta, Selasa 19 Mei 2020 Dilengkapi Bacaan Niat dan Doa Buka Puasa
Baca: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Makassar Selasa, 19 Mei, Serta Niat Puasa & Doa Buka Puasa Ramadhan
Baca: VIRAL Video Belanja di Indomaret Drive Thru, Pengunggah: Memudahkan Banget
Setelah rapid, semua yang reaktif bakal dilakukan swab test.
Untuk memastikan mereka positif covid-19 atau tidak.
Mengenai proses membawa pulang jenazah dan membuka peti, menurut Syaf, hal itu seharusnya tidak boleh.
“Harusnya pihak rumah sakit memberi pemahaman ke keluarga, supaya tidak melakukan hal itu,” lanjutnya.
Klaster baru lain ada di kawasan Jalan S Parman, Dusun Jati, Desa Waru, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Di sana, sekarang ini sudah ada 15 orang positif covid-19 dan 16 orang PDP.
“Hari ini tadi juga dilakukan rapid test di sana, ada puluhan yang reaktif,” ungkap Syaf.
Dari informasi yang didapatkannya, warga RW 12 di Dusun Jati, Desa Waru yang terpapar corona itu berawal adanya warga Blitar yang domisili di sana meninggal dunia beberapa waktu lalu.
“Tidak ada gejala dan tidak ada tanda. Sehingga dimakamkan seperti biasa. Dan sempat digelar tahlilan di rumahnya,” ujar Syaf.
Setelah itu, ada satu warga lain juga meninggal dunia. Disebutnya, warga ini juga tidak ada gejala dan tidak ada keluhan apa-apa. Sehingga dimakamkan seperti biasa.
Kemudian ada sejumlah warga lain yang juga terpapar dan dinyatakan positif covid-19.
Kampung RW 12 itu sudah seperti lockdown sejak Senin (18/5/2020).
Semua jalur di sana ditutup dan dijaga petugas. Termasuk RW 13 dan RW 14.
Jalur dari berbagai arah menuju kampong-kampung itu ditutup total.
“Iya seperti lockdown gitu, karena ada sejumlah warga yang positif corona,” kata Mujiono, Ketua RW 12.
Tentang kebutuhan warga, sejauh ini dicukupi oleh pemerintah.
Setiap waktunya makan sahur dan buka puasa, mereka dikirimi makanan.
“Selain itu juga ada bantuan sembako dan kebutuhan sehari-hari untuk warga,” lanjut dia.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji bersama puluhan personilnya tampak ikut melakukan penjagaan di sana.
Semua kendaraan yang melintas diperiksa. Warga setempat dilarang keluar atau masuk.
“Ada sekitar 158 keluarga di sini melakukan isolasi mandiri.
Ini setelah ada 15 orang dinyatakan positif dan 16 PDP.
Isolasi mandiri dilakukan untuk menekan penyebaran covid-19.
Selama proses karantina, semua kebutuhan warga dicukupi,” kata Sumardji. (M Taufik)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Soal Warga Buka Plastik Jenazah Pasien Covid-19 di Sidoarjo, ini Penjelasan Kadinkes