News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dunia Diterpa Badai Pandemi Covid-19, Said Aqil Siroj Ingatkan Soal 3 Agenda Besar

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siro

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siro mengingatkan 3 agenda besar di tengah terpaan badai pandemi Covid-19 di dunia.

Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara utama dalam gelaran Silaturrahim Pimpinan Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU), Selasa (19/5/2020).

"Percumah kita bernegara, percumah kita berorganisasi, percumah kita bermasyarakat kecuali kita memiliki 3 agenda besar," ucapnya dikutip dari channel YouTube Tribunnews.

Said Aqil kemudian menguraikan satu per satu 3 agenda besar tersebut.

Dirinya mengatakan agenda besar pertama adalah kepedulian.

"Pertama peduli dengan teman atau saudara yang tidak mampu yang fakir dan lemah."

"Kedua amar ma'ruf, kita memperjuangkan kebaikan, hal yang manfaat dan positif bagi kehidupan manusia dalam hal ini mengatasi Covid-19," urainya.

Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 19 Mei: 18.496 Positif, 4.467 Sembuh, 1.221 Meninggal

Sedangkan agenda ketiga, Said Aqil menyebut pentingnya membangun masyarakat yang saleh.

Bukan hanya kesalehan satu maupun dua orang saja, melainkan dalam lingkup berbangsa dan bernegara.

"Berintegritas maksimal, beriman dengan sempurna dan bertawa kepada Tuhan, ini yang berat sebenarnya," kata dia.

Pria kelahiran 3 Juli 1953 itu, dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan, pandemi Covid-19 merupakan ujian yang sangat besar dan berat bagi umat manusia.

Mengingat virus ini tidak hanya menyerang aspek kesehatan tapi juga bidang kehidupan lainnya, seperti sektor politik, ekonomi, hingga sosial kemasyarakatan.

Oleh karena itu, Said Aqil meminta pandemi ini sebagai bahan koreksi untuk mencari kesalahan berinteraksi dalam hubungan kemanusiaan.

"Baik pola relasi manusia dengan alam atau Tuhan pencipta alam," tuturnya.

Baca: BI Perkirakan Ekonomi Global Pada 2020 Tumbuh Negatif

Covid-19 tidak pandang bulu

Bagi Said Aqil badai pandemi Covid-19 tidak pandang bulu dan menyerang negara mana saja.

Ia menyebut baik negara dengan ekonomi yang kuat maupun negara berkembang dilanda kesulitan di tengah pandemi ini.

"Pemerintah masing-masing negara berkerja keras untuk menangani pandemi Covid-19."

"Hal ini tidak usah membuat kita panik, justru kita makin sadar menggugah kita lebih solid bersatu dalam menghadapi satu penderitaan satu tantangan," tegasnya.

Gelaran Silaturrahim Pimpinan Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) (Tangkap layar channel YouTube Tribunnews)

Said Aqil juga meminta untuk masyarakat menjadikan wabah virus corona menjadi pemberi peringatan agar masyarakat lebih bisa mengendalikan diri dan menuju kehidupan sesuai dengan aturan atau sunnatullah.

Termasuk new normal yang akan segara dihadapi oleh masyarakat selepas berakhir pandemi ini.

"Setiap negara menghadapi tantangan masing-masing, termasuk Indonesia berjuang menangani Covid-19 yang tengah berusaha membuka gerbang new normal yang baru."

"Tatanan kehidupan yang berstandar protokol kesehatan ketat, interaksi antar manusia sekaligus tata ekonomi dengan aturan main yang baru," lanjut Said Aqil.

Baca: Gus Ghofur, Harapan NU dan Islam Moderat Indonesia

Said Aqil dorong PCINU berkontribusi secara global

Said Aqil menilai saat ini dunia membutuhkan cara baru dalam berinteraksi antar manusia di level internasional.

Selain itu, solidaritas global bersama dalam menghadapi tantangan ini juga perlu direalisasikan segara.

Utamanya perlu adanya langkah untuk mengkreasikan solusi-solusi strategis dalam rangka membantu sesama.

"Nahdhatul Ulama sebagai ormas muslim ikut serta membangun solidaritas global dengan memaksimalkan jaringan di berbagai negara di lintas dunia," tambahnya.

Menurut Said Aqil, membangun solidaritas global sejalan dengan prinsip-prinsip yang ditanamkan oleh pendiri NU, KH Hasjim Asy'ari.

Yakni dengan mengedepankan jalinan ukhwah antar sesama manusia dalam lingkup global.

"Lebih dari persaudaraan umat Islam, bukan hanya sesama saudara Tanah Air."

"Tapi yang dikehendaki NU adalah dunia tanpa permusuhan, dunia tanpa peperangan, dunia tanpa senjata pengrusak massal."

"Itu prinsip NU dibentuk KH Hasjim Asy'ari kakeknya Gus Dur," ucapnya.

Terakhir, Said Aqil meminta semua PCINU yang ada di berbagai penjuru dunia untuk berkerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui KBRI atau KJRI.

"Tujuannya berkontribusi di dalam program kemanusiaan global di tengah pandemi pasca pandemi Covid-19," tandasnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini