News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ilmuwan: Sel T pada Orang Sehat Sebelum Pandemi Dapat Menyerang Virus Corona

Penulis: Miftah Salis
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona- Ilmuwan menemukan sel T pada orang sehat sebelum pandemi ternyata dapat membantu menyerang virus tersebut.

TRIBUNNEWS.COM- Masyarakat di dunia kini masih berjibaku melawan pandemi virus corona.

Para peneliti juga terus melakukan berbagai kajian mengenai Covid-19.

Terbaru, ilmuwan menemukan sel T pada orang sehat sebelum pandemi ternyata dapat membantu menyerang virus tersebut.

Mengutip dari worldometers.info, hingga Selasa (19/5/2020) pagi, terdapat 4,8 juta orang di dunia yang terinfeksi.

Beberapa waktu lalu, WHO masih melakukan uji klinis terhadap sejumlah kandidat vaksin virus corona.

Hingga saat ini, belum ada satu pun vaksin untuk virus yang berasal dari Wuhan ini.

Penelitian terbaru, para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan adanya sel kekebalan pembantu dan pembunuh yang dapat menargetkan virus.

Sel tersebut ditemukan pada sampel sukarelawan yang diambil dari tahun 2015 higga 2018.

Ilmuwan menyebut, kemungkinan orang-orang tersebut memiliki gejala mirip flu ringan di masa lalu, yang disebabkan oleh jenis virus corona lain.

Baca: Update Corona Global Selasa, 19 Mei 2020: 4,8 Juta Orang Terinfeksi, Meksiko Catat 2.414 Kasus Baru

Baca: Bahaya Herd Immunity dalam Tangani Pandemi Corona Diingatkan WHO, Sebut Manusia Bukan Kawanan Ternak

Baca: Donald Trump Ngaku Tiap Hari Minum Obat Cegah Corona setelah 2 Staf Gedung Putih Positif Covid-19

Beberapa orang di Amerika Serikat membawa sel-sel kekebalan yang bisa mengenali atau menyerang strain virus baru sejak 5 tahun lalu.

Penelitian terbaru menyebut, mereka memiliki sel kekebalan itu setelah terinfeksi dengan virus corona lain.

Mengutip dari South China Morning Post, Alessandro Sette dan timnya di La Jolla Institute for Immunology di San Diego California menemukan sel T pembantu dan pembunuh (helper dan killer) pada sukarelawan sehat.

Sel T tersebut dapat membantu untuk menargetkan virus.

Para peneliti menambahkan, relawan tak mungkin terpapar virus jenis baru ini, karena sampel dikumpulkan antara tahun 2015-2018.

Kurun waktu ini tentu jauh sebelum kasus pertama dilaporkan di China pada Desember 2019.

Menurut Sette, memahami kekebalan adaptif terhadap virus corona penting untuk tujuan pengembangan vaksin.

"Memahami kekebalan adaptif terhadap Sars-CoV-2 adalah penting untuk pengembangan vaksin, menafsirkan patogenesis penyakit Coronavirus 2019, dan kalibrasi langkah-langkah pengendalian pandemi," Sette menulis dalam makalah peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Cell pada hari Jumat (15/5/2020).

Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Para ilmuwan kebingungan mengapa banyak orang dengan gejala ringan bahkan beberapa orang tak menyadari dirinya sakit.

Hal ini diduga berkaitan dengan respon imun dalam tubuh.

Dalam penelitian di AS, sel T helper yang bertugas untuk mengidentifikasi dan mengoordinasi serangan terhadap virus, ditemukan pada lebih dari sepertiga dari 68 sampel.

Empat relawan lain juga membawa sel T killer yang bertugas untuk menemukan dan menghancurkan sel yang terinfeksi.

Menurut para ilmuwan, penjelasan paling mungkin adalah, para relawan memiliki gejala mirip flu ringan di masa lalu yang disebabkan oleh virus corona lain.

Selain SARS dan MERS, ada banyak jenis virus corona yang menginfeksi manusia, dan dalam banyak kasus tak menyebabkan penyakit parah.

Meski demikian, kondisi ini membuat mereka berbagi fungsi dan struktur yang sama, yang berarti sel-sel kekebalan dapat menargetkan area yang biasa ditemukan di semua jenis coronavirus.

Sementara itu, mengutip dari Reuters, Shane Crotty yang berasal dari lembaga yang sama dengan Sette menyebut, beberapa orang yang tidak pernah memiliki Covid-19 ternyata memiliki sel T, yang dapat menyerang virus.

Hal ini menunjukkan bahwa pajanan terhadap virus corona lain di masa lalu membuat sel T mengenali dan menyerang Covid-19.

Menurut Crotyy, hal tersebut akan mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap virus corona.

Baik untuk mencegah dari infeksi mencegah dari pengembangan penyakit yang lebih parah.

Sementara sel T berperan dalam menyerang virus, sel B akan membuat antibodi yang mengalangi virus corona.

Sel T lalu menyediakan garis serangan lain.

Baca: FAKTA Perawat RS Royal Surabaya Meninggal saat Hamil 4 Bulan, Hasil Tes Swab Positif Corona

Baca: 24 Pasien Positif Virus Corona Asal Ponpes Temboro Magetan Dinyatakan Sembuh

Penelitian juga menunjukkan bahwa sel T pasien pulih dapat manergetkan virus.

"Jenis respon imun yang ditargetkan oleh banyak kandidat vaksin sekarang terbukti sebagai jenis respon imun yang terlihat pada COVID-19 kasus yang berhasil pulih dari penyakit," kata Crotty.

Lebih lanjut, mengutip dari South China Morning Post, studi sel T pada pasien pulih dilakukan dengan mengamati 100 pasien, dengan sampel diambil tiga minggu setelah onset penyakit.

Semua pasien memiliki sel T helper dalam darah, semengtara tujuh pasine juga membawa sel T killer.

"Sistem kekebalan melihat virus ini dan meningkatkan respons kekebalan yang efektif," kata Sette kepada majalah Science .

Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel kekebalan yang dihasilkan setelah infeksi dapat menargetkan virus dan mengingay serangan untuk waktu yang lama.

(Tribunnews.com/Miftah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini