Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggunakan Dana Desa sebesar Rp 2,59 triliun untuk program Desa Tanggap Covid-19.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan dana tersebut digunakan untuk menanggulangi penyebaran virus corona di desa.
"Sampai hari ini, dana desa yang sudah dipakai untuk program Desa Tanggap Covid-19 mencapai Rp 2,59 triliun se-Indonesia," ujar Abdul Halim saat konferensi pers daring, Rabu (20/5/2020).
Baca: Bank BJB Tebar Promo di Hari Jadi ke-59, Bonus Pulsa hingga Hadiah Langsung ke Nasabah
Menurutnya, anggaran tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah desa.
Dirinya mengatakan penggunaan anggaran tersebut sangat efisien untuk skala yang kecil di desa.
"Artinya cukup efisien dan efektif penanganan di tingkat desa karena skalanya kecil, pemetaannya tak terlalu kompleks," ungkap Abdul Halim.
Baca: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Cocok Dikirim untuk Keluarga dan Teman-teman
Dirinya mengatakan sistem pemantauan di desa lebih mudah karena dapat dilakukan per individu.
Pemantauan yang dilakukan tidak hanya menyasar per wilayah lagi.
"Zonasinya mudah dicermati secara lebih masif lagi, karena tak lagi ngomong wilayah tapi bisa ngomong person orang. Kalau di desa zoomingnya orang, warga," kata Abdul Halim.
Dirinya mengungkapkan saat ini jumlah relawan desa tanggap Covid-19 telah mencapai 1.743.343 orang yang tersebar di 61.670 desa.
Jumlah ini setara 82 persen dari seluruh desa.
Perbandingannya untuk 1 relawan setara dengan 68 warga desa.
78.360 Unit Ruang Isolasi di Desa Sudah Tangani 179.682 ODP
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan saat ini 19.590 desa telah memiliki ruang isolasi untuk orang dalam pemantauan (ODP).
Saat ini sudah ada 78.360 unit ruang yang diaktifkan untuk isolasi di desa seluruh Indonesia.
"Jadi sudah ada 19.590 desa yang memiliki ruang isolasi dengan jumlah 78.360 unit. ODP yang sudah ditangani 179.682," ujar Abdul Halim saat konferensi pers melalui daring, Rabu (20/5/2020).
Baca: Cara Memasak Ketupat dan Resep Opor Ayam Pedas, Berikut Tips agar Tidak Cepat Basi
Berdasarkan perhitungan tersebut, setiap ruang isolasi di desa pernah dipakai dua orang ODP.
Abdul Halim mengatakan hal ini menunjukan bahwa pemantauan para ODP di desa telah berjalan efektif.
"Ini artinya bahwa 1 ruang isolasi sudah dimanfaatkan oleh lebih dari 2 orang, bahkan bisa rata2 3 orang. Itulah makanya sangat efektif pemantauan di tingkat desa," kata Abdul Halim.
Baca: Update Harga Emas Antam Rabu 20 Mei 2020 Capai Rp 926.000 per Gram, Simak Rinciannya
Seperti diketahui, jumlah ODP di desa saat ini mencapai 179.682 orang.
Jumlah ini lebih banyak dibanding di kota yakni 45.300 orang.
Baca: Enggan Sebut Betrand Peto Sebagai Anak Angkat, Ruben Onsu Ungkap Status Sinyo di Keluarganya
Sementara jumlah kasus positif corona di desa sekitar 629 orang, sementara di kota mencapai 18.496 orang.
Sementara jumlah PDP di desa hanya sekitar 2.594 orang, sedangkan PDP di kota telah mencapai 11.891 orang.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis."
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.