TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Idul Fitri yang biasanya diwarnai dengan silaturahmi ke rumah kerabat, menjadi berbeda di tahun ini.
Masa pandemi yang belum juga berakhir, mengharuskan masyarakat untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri di rumah sesuai imbauan pemerintah guna menekan angka penularan Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun kembali mengingatkan masyarakat di wilayahnya untuk tetap berada di rumah saat perayaan Idul Fitri ini.
Ia juga meminta masyarakat supaya tidak melakukan mudik lokal.
"Sebisa mungkin kita tetap berada di rumah, ini adalah masa penentuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," kata Anies dalam wawancaranya yang disiarkan langsung di kanal YouTube tvOne, Minggu (24/5/2020) siang.
Anies menjelaskan, apabila masyarakat mampu menahan diri untuk tetap berada di rumah maka hal itu dapat membuat angka penularan Covid-19 menjadi lebih terkendali.
Dengan demikian, diharapkan masa transisi sudah mulai dilakukan sesudah tanggal 4 Juni 2020.
Sementara itu, apabila masyarakat tetap nekat melakukan banyak interaksi secara langsung dan mengabaikan protokol kesehatan maka potensi penularan akan meningkat.
Jika angka penularan pun semakin tinggi, Anies menambahkan, PSBB terpaksa akan kembali diperpanjang.
Baca: Pemprov DKI Tetap Siagakan 2.500 Petugas Kebersihan di Malam Takbiran dan Lebaran Besok
"Jika sampai awal Juni kita bisa menahan diri, maka angka penularan akan terkendali, insyaallah sesudah tanggal 4 Juni kita bisa mulai transisi," ujar Anies.
"Tetapi bila hari-hari ini terjadi interaksi, nanti potensi penularan muncul, kelihatan nanti angkanya."
"Nanti angka kita naik, terpaksa harus melakukan perpanjangan (PSBB) lagi," sambungnya.
Sementara itu, Anies tak menyangkal bahwa masyarakat Jakarta sudah mulai jenuh menahan diri untuk tetap berada di rumah.
"Orang yang datang ke Jakarta ini kan pekerja keras, orang yang mau berkarya, mau tantangan, mau berbuat, mendadak harus berada di rumah itu kan ya seminggu pertama menyenangkan, tapi minggu kedua mulai tuh, ketiga, keempat, kelima, berat tuh," ujar Anies.
"Ini bukan sesuatu yang ringan, jangan anggap dua bulan di rumah itu ringan, itu perjuangan," tambahnya.
Oleh karena itu, Anies mengatakan, masyarakat yang rela berkorban untuk tetap berada di rumah selama masa pandemi ini merupakan pahlawan.
Sebab mereka telah berkontribusi untuk menekan angka penularan Covid-19.
"Makanya saya sering katakan, pahlawan yang menyelamatkan nyawa mereka yang terpapar adalah tenaga kesehatan, tapi pahlawan yang menghentikan penularan adalah orang-orang yang berada di rumah."
"Jadi orang-orang yang tinggal di rumah itu pahlawan pandemi. Kita akan bisa berhasil," kata Anies.
Lebih lanjut, Anies pun kembali mengajak masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan hinga awal Juni nanti.
Ia pun mengaku, masa-masa penentuan yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, yang biasanya dirayakan dengan silaturahmi ini memang menjadi cobaan yang berat.
"Sekarang sampai awal Juni yuk kita disiplin, nah kebetulan di masa ini pas lebaran, padahal ini masa orang keteemu jadi ini cobaannya lebih besar buat kita," ungkapnya.
Anies Mengapresiasi Warga Jakarta
Kendati demikian, Anies bersyukur dengan ketertiban masyarakat di Jakarta dalam perayaan Lebaran ini.
Ia pun mengapresiasi masyarakat yang patuh menjalankan imbauan pemerintah untuk tidak melakukan takbir keliling dan tertib melaksanakan Salat Id di rumah.
"Alhamdulillah tadi malam tidak ada takbiran keliling, Salat Id tertib di rumah, kita harus sampaikan terima kasih, apresiasi, ini pengorbanan, kebiasaan keluar berubah," kata Anies.
Anies menyampaikan, menurut laporan yang ia dapat, saat ini traffic di Jakarta terbilang lengang.
Padahal, menurut Anies, biasanya di hari Lebaran seperti ini jalanan di Jakarta akan macet dimana-mana.
"Alhamdulillah tadi laporan traffic alhamdulillah Jakarta traffic-nya sangat kosong, lengang sekali."
"Biasanya kalau lebaran, pagi hari lengang, tapi begitu mulai jam 11.00 mulai ada kemacetan dimana-mana, tapi tahun ini sepi," kata Anies.
Lebih lanjut, Anies pun mengucapkan rasa terima kasihnya pada masyarakat yang telah rela berkorban merayakan Hari Raya Idul Fitri di rumah.
"Saya ingin sampaikan terima kasih, apresiasi pada masyarakat Jakarta, Jabodetabek juga, yang memilih tetap bertakbiran tapi di rumah, tetap menjalankan Salat Id tapi di rumah, tetap silaturahmi tapi silaturahminya digital."
"Ini lah yang bisa memutus paparan," tutur Anies.
Anies Baswedan Resmi Melarang Warga Mudik Lokal
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyatakan, semua aktivitas kawasan Jabodetabek hanya diperbolehkan jika sesuai dengan aturan pemabatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dengan demikian, Anies pun mengimbau masyarakat agar tetap berada di rumah untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
"Jangan ada mudik lokal, yang boleh adalah mudik virtual," kata Anies, seperti yang diberitakan Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).
Lebih lanjut Anies menjelaskan, sebelumnya Pemrov DKI sudah menerbitkan Pergub Nomor 47 Tahun 2020 yang mengatur dan menjelaskan tentang mekanisme perizinan bagi penduduk Jakarta saat akan keluar dan masuk kawasan Jabodetabek, termasuk bagi penduduk luar Jabodetabek yang akan masuk Jakarta.
Baca: Anies Baswedan Disindir Sudah Mulai Terapkan New Normal di Jakarta
Menurut Pergub tersebut, masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) Jabodetabek tidak perlu mengurus Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) untuk melakukan pergerakan di Jabodetabek.
Akan tetapi, hal ini hanya berlaku untuk kegiatan yang dikecualikan serta untuk kebutuhan esensial sesuai PSBB.
"Artinya, semua tetap berada di rumah, yang bisa bepergian adalah orang yang karena tugas atau pekerjaannya di 11 sektor yang mendasar."
"Lebaran atau tidak, sama saja, virus tidak kenal nama hari."
"Tidak ada hari besar atau hari biasa, tidak kenal Lebaran atau tidak," ujar Anies.
Lebih lanjut, Anies pun kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin supaya usaha keras yang telah dijalankan selama dua bulan ini tidak sia-sia.
Anies menegaskan bahwa saat ini adalah momentum untuk tetap disiplin berada di rumah.
"Jangan kita membuat kondisi Jabodetabek kembali ke bulan Maret dan membuat usaha yang sudah berjalan selama dua bulan lebih ini menjadi sia-sia."
"Kami minta kepada seluruh masyarakat tetap berada di rumah, tidak bepergian, apalagi menjelang masa yang banyak hari liburnya."
"Ini adalah momentum kita menjaga untuk tetap berada di rumah," kata dia.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, Kompas.com/Stanly Ravel)