TRIBUNNEWS.COM - Sekolah di beberapa wilayah di berbagai negara kembali dibuka meski pandemi virus corona belum berakhir.
Ahli kesehatan menyebut pihak sekolah harus melakukan banyak perubahan jika hendak membuka kembali sekolah untuk para siswa.
Dikutip Tribunnews.com dari CNN, pemandangan para murid mengenakan masker hingga hand sanitizer di tas mereka akan menjadi hal yang lumrah.
Ahli menyebut kelas dan bus sekolah akan menampung lebih sedikit murid.
Sedangkan pertemuan resmi seperti rapat guru atau pertemuan orang tua murid akan dilakukan melalui telekonferensi.
Sekolah-sekolah di Amerika Serikat biasanya akan meminta panduan dari Akademi Pediatrik Amerika (AAP) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS.
Baca: Curhat dua Guru Sekolah Dasar, Anggit dan Herawan: Kangen ke Sekolah dan Mengajar Lagi
Juru Bicara AAP, dr. Tanya Altmann, menyebut pihak sekolah harus menambah fasilitas kesehatan yang mumpuni.
Di antaranya adalah cek kesehatan, cek suhu tubuh sebelum masuk, hingga proses bertahap untuk kedatangan tamu ke sekolah.
Pengunjung sekolah pun harus benar-benar dibatasi.
Altmann menyebut anak-anak, terlebih yang memiliki penyakit bawaan, sangatlah rentan tertular virus.
Maka dari itu setiap sekolah di AS harus benar-benar menyediakan segala fasilitas kesehatan dan aturan pembatasan.
Altmann menjelaskan guru harus bisa mendesain kelas dengan murid yang lebih sedikit.
Baca: Salon Kembali Buka, 2 Tukang Cukur Positif Corona, 140 Pelanggan Terpapar Covid-19
Ruangan yang membuat murid bersentuhan atau berdesakan harus ditutup.
Serta memastikan semua murid rajin mencuci tangan dan menghindari saling meminjam barang.
Jika sampai ada murid yang sakit, maka harus segera diperiksa dan dipulangkan atau dibawa ke rumah sakit.
"Kita harus cepat mengujinya, mendiagnosis, dan mengisolasi, lalu melacak kontak," kata Altmann.
"Pelacakan ini lebih mudah dilakukan jika murid yang sakit berada di kelas yang hanya sedikit muridnya," sambungnya.
Pakar kesehatan jiwa anak, Geoffrey Canada, mengkhawatirkan akan adanya klaster baru setelah sekolah-sekolah dibuka.
Baca: Kunjungi Pabrik Ford di Michigan, Trump Menolak Pakai Masker
Canada menyebut nantinya akan ada epidemi berupa krisis kesehatan jiwa pada anak-anak.
"Kita akan menghadapi epidemi pada anak-anak di negara ini (AS)," kata Canada.
"Kasihan anak-anak, mereka tahu orang yang meninggal, mereka tahu orang yang sakit."
"Udara yang mereka hirup, orang yang lewat di depanmu di jalan, tiba-tiba mereka bahaya untukmu," ucapnya.
Canada memprediksi akan ada banyak siswa yang mengalami trauma.
Sehingga pihak sekolah juga harus bersiap pada kesehatan jiwa anak didiknya.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)