News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pakar Sebut Indonesia Belum Sampai Hadapi New Normal: Kita Masuk ke Dalam Ketidakpastian Baru

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga menangis saat pemakaman jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (24/5/2020). Dalam data yang dihimpun hingga Minggu (24/5/2020) pukul 12.00, korban meninggal akibat pandemi Covid-19 di Indonesia mencapai 1372 orang.

Berbeda dengan negara sosialis dan komunis.

"Negara sosialis dan komunis berhasil mengendalikan corona di negaranya, hal itu karena ketegasan dari negara," paparnya.

Murid di Vietnam kembali sekolah, menggunakan masker dan cek suhu tubuh (AFP / Manan VATSYAYANA)

Baca: Pakar Epidemiologi UI Akui Sulit Minta Masyarakat Diam di Rumah, Biarkan Latihan New Normal

Kendati demikian, Drajat tak menampik, ekonomi negara bisa sangat berdampak apabila mobilitas orang dibatasi.

Drajat pun memberi contoh, dampak ekonomi dari tutupnya satu pabrik.

"Satu pabrik berhenti saja kita kehilangan nilai pajak, penjualan, modal bank tidak berputar, dan kerugian karena berhenti berproduksi dan membayar karyawan."

"Itu baru satu pabrik, belum toko-toko lain dan para hotel," jelas Drajat.

Drajat membenarkan, lebaran yang dihadapi umat muslim saat ini dibarengi dengan kesulitan ekonomi yang tinggi.

Sejumlah warga membuat antrian sebelum masuk masjid Besar Al Ihsan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, untuk melakukan pengecekan suhu tubuh dan pemberian handsanitizer oleh petugas, Minggu (24/05/2020). (TRIBUN JABAR/ZELPHI)

Baca: Anies Baswedan Disindir Sudah Mulai Terapkan New Normal di Jakarta

"Kalau orang tidak boleh bepergian bagaimana, karena semua digerakkan oleh mobilitas orang," paparnya.

Oleh karena itu, Drajat menuturkan pemerintah harus segera menangani dampak ekonomi yang dihadapi bangsa akibat pandemi corona.

"Kalau tidak ditangani, masalah ekonomi ini akan jadi masalah jangka panjang."

"Virus corona mungkin tidak akan hilang karena penyakit, tapi kalau krisis moneter terjadi itu menjadi masalah yang panjang."

"Bahkan bisa menganggu stabilitas politik," imbuh Drajat.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengatakan masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19 agar tetap produktif.

Presiden Joko Widodo bersama dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melaksanakan salat Idulfitri 1441 H di halaman depan Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, pada Minggu pagi, 24 Mei 2020. (Biro Pers Istana) ((Biro Pers Istana))

Alasannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan meski kurva kasus positif Covid-19 menurun, virus corona tidak akan hilang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini