TRIBUNNEWS.COM - Para ahli penyakit menular hampir bisa memastikan bahwa wabah Corona akan melonjak lagi saat musim panas berakhir.
Namun mereka tidak tahu akan seberapa parah kebangkitan virus penyerang sistem pernafasan ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun beberapa waktu lalu mengatakan bahwa wabah Corona mungkin terjadi hingga beberapa bulan ke depan, dikutip dari CNN.
Sedangkan saat ini dunia masih mengalami gelombang pertama pandemi.
Selain itu, kasus infeksi masih mengalami peningkatan dan kapan saja bisa melonjak secara tiba-tiba.
"Kita mungkin mendapatkan puncak kedua dengan cara ini," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Senin (25/5/2020).
Baca: Liga Inggris: Ayah Pelatih Aston Villa Meninggal Karena Terjangkit Corona
Baca: Empat Orang dari Tiga Klub Liga Inggris Kembali Dinyatakan Positif Corona
Menurutnya, puncak kedua tidak akan terungkap dengan rapi atau bertahap seperti gelombang.
Puncak baru mungkin terjadi lonjakan infeksi secara mendadak hingga membebani sistem perawatan dan mungkin menyebabkan lebih banyak kematian.
Puncak kedua ini bisa lebih buruk dari yang pertama.
Pada skenario puncak kedua, kasus-kasus Covid-19 akan meningkat tajam dan cepat hingga mencapai puncak baru.
Pada gelombang kedua ini, infeksi mungkin terungkap lebih lambat dan berdampak pada berbagai wilayah dunia pada waktu yang berbeda.
Tetapi dalam kedua skenario puncak kedua di saat negara-negara berusaha meratakan kurva, jumlah orang yang sama dapat terinfeksi.
Akan lebih banyak orang terinfeksi virus corona pada saat yang sama ditambah musim flu yang akan membebani sistem perawatan kesehatan.
Direktur departemen kedokteran darurat di Universitas Johns Hopkins, Dr. Gabe Kelen mengatakan ada kemungkinan kematian lebih tinggi disaat rumah sakit kewalahan dengan banyaknya pasien.