News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Apakah New Normal Menjamin Tidak Terjadinya Penularan Covid-19? Berikut Pandangan dari Sisi Medis

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam rangka menyongsong kehidupan baru (new normal) di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisan Negara Republik Indonesia (Polri) akan menggelar pendisiplinan protokol kesehatan di 1.800 titik yang berada di 4 (empat) Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C) Hadi Tjahjanto, S.I.P., saat mengecek kesiapan penerapan prosedur standar protokol kesehatan yang ditinjau oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI/Kolonel Sus Taibur Rahman

TRIBUNNEWS.COM - Saat penerapan New Normal, apakah menjamin tidak terjadinya penularan Covid-19?

Kepala Rumah Sakit UNS dan sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Hartono, memberikan tanggapannya terkait penerapan new normal bagi masyarakat.

Hartono mengatakan, penerapan new normal nantinya tidak menjamin adanya penularan virus.

"Kalau dikatakan menjamin ya susah ya, jadi kalau memang keberadaannya masih ada di sekitar kita ya memang potensi penularan akan tetap ada," ujar Hartono, melalui sambungan telepon kepada Tribunnews.com, Sabtu (30/5/2020).

"Jadi ya pintar-pintarnya kita melakukan pencegahan," lanjutnya.

Baca: Bagaimana Dampak Baik dan Buruknya Penerapan New Normal bagi Masyarakat? Berikut Penjelasannya

Baca: Kasus Positif Corona di Indonesia Bertambah 467 Orang, 15 Provinsi Dilaporkan Tak Ada Tambahan Kasus

Baca: Indonesia Bersiap New Normal, Ini Tempat yang Paling Berisiko Tertular Corona & Cara Pencegahannya

Masyarakat hanya perlu melakukan upaya pencegahan, yakni mencegah virus masuk ke dalam tubuh atau meningkatkan daya tahan tubuh.

Dengan meningkatkan daya tahan tubuh, jika seandainya terdapat virus yang masuk dia tidak akan sakit, namun jika sakit kemungkinan tidak parah atau ringan.

"Nah yang sekarang itu banyak dikampanyekan adalah mencegah jangan sampai virus itu masuk dengan cara physical distancing," jelas Hartono.

Jadi, New Normal adalah bagaimana nantinya masyarakat bisa menjalankan aktivitas normal, teapi masih mengimplementasikan prinsip "physical distancing" seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, menerapkan etika batuk dan sebagainya.

"Artinya nanti akan terjadi perubahan gaya hidup, karena begitu kita membahas "physical distancing" yang diimplementasikan ke masyarakat itu konsekuensinya akan menyebar ke sosial, politik, ekonomi, kehidupan beragama, dan hampir semuanya," lanjutnya.

Virus Covid-19 (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Lalu bagaimana masyarakat bisa beradaptasi menyesuaikan hidup berdampingan dengan Covid-19?

Sebelumnya, harus ada edukasi, komunikasi, atau informasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran masing-masing.

"Dengan adanya protokol dari Pemerintah melalui Kemenkes akan membantu mengarahkan masyarakat, meskipun ada Covid-19 kita masih bisa menjalankan aktivitas atau kehidupan normal dengan tatanan baru," ujar Hartono.

Sementara itu, menurut Hartono, terkait penerapan new normal pada pelayanan kesehatan akan tetap dilakukan dengan protokol baru.

"Tetap menerima pasien Covid dan non Covid dengan protokol baru,"

"Salah satunya dengan mengembangkan telemedicine untuk pasien rawat jalan," tegasnya.

Telemedicine merupakan pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh antara dokter dan pasien tanpa harus bertatap muka secara langsung.

(Tribunnews.com/Lanny Latifah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini