News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Adinda, Putri Akbar Faizal Surati WHO dan Akademi Swedia, Minta Penemu Vaksin Covid-19 Diberi Nobel

Penulis: Dinar F. Maghiszha
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adinda, Putri Akbar Faizal Surati WHO dan Akademi Swedia, Minta Penemu Vaksin Covid-19 Diberi Nobel

TRIBUNNEWS.COM - Adinda Saraswati mengirim surat ke Organisasi Kesehatan Internasional (World Health Organization/WHO) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia.

Kepada dua lembaga itu, putri dari politisi Partai Nasdem, Akbar Faizal tersebut berharap, penemu vaksin Covid-19 diberi hadiah nobel.

Keputusan Adinda Saraswati mengirim surat kepada Tedros Adhahom, Direktur Jenderal WHO lantaran keresahannya terhadap kondisi yang saat ini terjadi akibat pandemi Covid-19.

Selain WHO, surat yang ditulis Adinda juga dikirim dikirimkan kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia/Royal Swedish Academy of Sciences (Nobel Prize Academy).

Dalam suratnya, remaja yang sedang menempuh pendidikan di Kings Brighton, Bournemouth, Inggris itu percaya, para penemu vaksin berhak mendapatkan pengakuan atas jasa mereka.

Sebagaimana motto Akademi, "memberikan penghargaan tertinggi bagi mereka yang mempunyai jasa besar terhadap dunia," tulisnya dalam salinan suratnya sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Tribunnewswiki.com, Kamis (11/6/2020).

Baca: APD Buatan Indonesia Penuhi Standar WHO, Bakal Dinamai INA United

Baca: Surati Akademi Swedia dan WHO, Adinda Putri Akbar Faizal Minta Penemu Vaksin Covid-19 Diberi Nobel

Remaja 18 tahun itu menyebut banyak negara di dunia yang mengalami penurunan ekonomi akibat kebijakan pemberlakuan lockdown.

Dinda mengatakan pandemi Covid-19 merupakan krisis bagi generasi saat ini.

"Wabah Covid-19 sungguh merupakan krisis terberat bagi generasi saat ini. Kehidupan benar-benar berubah. Yang pasti kita tidak akan benar-benar pulih secara psikologis," tulisnya dalam surat untuk Akademi Swedia dan WHO.

Kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia/Royal Swedish Academy of Sciences, Adinda berharap agar penghargaan nobel tidak diberikan kepada pihak lain.

"Saya tidak ingin nobel prize ini diberikan kepada pihak yang lain," katanya kepada Tribunnewswiki.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/6/2020).

Perlu diketahui penghargaan nobel terdiri dari beberapa kategori, yakni: Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra, dan Perdamaian.

Satu aspek di bidang fisika dan kimia diberikan oleh lembaga Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.

Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia/Royal Swedish Academy of Sciences merupakan organisasi independen yang bertanggungjawab mempromosikan ilmu pengetahuan alam dan matematika kepada masyarakat dunia.

Organisasi non-pemerintah yang didirikan pada 2 Juni 1739 ini juga sering mengadakan kegiatan pertukaran ide dalam berbagai disiplin ilmu.

Setiap tahunnya, akademi ini memberikan Penghargaan Nobel/Nobel Prize dalam bidang fisika dan kimia, sebuah penghargaan prestisius yang didanai oleh Bank Swedia.

Tak hanya itu, akademi juga memberikan sejumlah penghargaan lain seperti the Crafoord Prize, the Sjöberg Prize, dan sejumlah penghargaan besar lainnya.

Dalam konteks internasional, pihak akademi menjalin hubungan erat dengan banyak akademi internasional lain untuk turut serta mempromosikan kerja sama ilmiah.

Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia terletak di kawasan Stockholm, Swedia.

Adinda Desak Para Pemimpin Dunia

Melalui suratnya kepada Akademi Swedia dan WHO, alumni ACS Jakarta (2011-2019) juga mendesak kepada para pemimpin dunia untuk menyuarakan harapannya ini.

Dalam sambungan telepon, ia juga menyinggung langkah PM Selandia Baru, Jacinda Ardern yang dianggap berhasil dan efektif mengalahkan Covid-19 melalui lockdown yang dini dan ketat.

Terkait isu domestik, Adinda menyayangkan banyak orang-orang yang menolak rapid test dan mengabaikan peringatan dari pemerintah.

"Maksud saya bukan salahnya siapa, ini (tanggungjawab) ada di pemerintah dan masyarakatnya bagaimana memahami situasi saat ini," katanya dalam sambungan telepon.

Kepada anak-anak muda Indonesia, Adinda berharap agar nantinya saat pandemi Covid-19 berakhir, generasi muda dapat bersungguh-sungguh menempuh pendidikan yang lebih baik lagi.

"Dunia memang memerlukan obat dan pandemik ini sungguh mengubah pemikiran kita tentang kematian dan waktu."

"Saya percaya kehidupan manusia belum akan berakhir. Namun kita masih diberi kesempatan untuk kembali menemukan jati diri sebagai makhluk Tuhan."

"Jangan lagi gunakan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk menghimpun kekuatan. Jangan lagi ada upaya manipulasi dalam bentuk apa pun."

"Pahamilah, proses evolusi pasti akan terus terjadi dan dengan adanya pandemik ini kita tersadarkan, setiap orang memiliki porsi masing-masing untuk membuat dunia ini lebih baik.

"Jangan pernah ada kata menyerah, katanya dalam tulisan.

Bukan Kali Pertama

Aktivitas sosial melalui tulisan yang dilakukan Adinda Saraswati ternyata bukan kali pertama.

Perempuan yang bercita-cita sebagai Analis Politik ini sering berkirim surat kepada tokoh dan atau organisasi internasional terkait isu-isu yang sedang melanda.

Dinda, sapaan akrabnya, pada 2017 lalu juga sempat mengunggah tulisan keprihatinnnya tentang warga Rohingya, Myanmar.

(Tribunnewswiki.com/Dinar Fitra Maghiszha)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Adinda, Putri Akbar Faizal Surati Akademi Swedia dan WHO, Minta Penemu Vaksin Covid-19 Diberi Nobel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini