Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pangkogabwilhan I Laksamana Muda I Nyoman Gede Ariawan mengecek langsung kesiapan penerimaan kedatangan WNI dari luar negeri di posko terpadu TNI-Polri Satgas Covid 19, terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Perwira Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan dalam kunjungan ini Ariawan mendapat informasi langsung dari Komandan Satgas mengenai prosedur dan mekanisme penanganan WNI pada saat mendarat di Bandara Soetta.
"Pangkogabwilhan I dan rombongan dibawa mengelilingi tempat-tempat yang harus dilalui WNI yang datang dari luar negeri dan peralatan yang digunakan untuk mengecek kondisi WNI tersebut. Sehingga diharapkan WNI yang masuk Indonesia melalui Bandara Soetta benar benar aman dan steril dari virus covid-19," kata Aris dalam keterangannya, Jumat (12/6/2020).
Baca: Negosiasi Sempat Alot Saat Operasi Senyap Pembebasan Tiga WNI yang Disandera Perompak di Gabon
Dalam kunjungan singkat tersebut, Aris mengatakan, Ariawan menekankankan pentingnya memiliki disiplin kesadaran pribadi dan tidak menganggap remeh Covid-19.
Hal itu karena siapapun tidak pernah tahu kapan dan dimana bisa terinfeksi.
karenanya disiplin untuk menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan dan diberlakukan antara lain cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak adalah keharusan.
Baca: Saat Ini Tercatat Ada 37.538 OPD Masih Dipantau dan 13.923 PDP Masih Dirawat di Indonesia
Dalam kesempatan itu Ariawan didampingi oleh Asisten Intelijen Laksamana Pertama Bambang Wahyudi, Asisten Operasi Brigjen Suhardi, Askomlek Laksma Teguh Prasetya, Perwira Penerangan Kolonel Mar Aris Mudian, Waasintel Kolonel Bosco dan Pakoorsmin Kolonel Laut ( P) Filda Malari.
Rombongan tersebut disambut oleh Kepala Bandara (Executive General Manager) Agus Hariadi, Dansatgas PAM Bandara Kolonel Paskhas Silaban, Kepala KKP Dr Anas, Wakapolresta Soekarno Hatta AKBP Yesi, Kasatreskrim Bandara Soekarno Hatta Kompol Alexander, dan Dandim 0506/Tangerang yang diwakili Danramil Batu Ceper Mayor Armed Bambang Herianto.
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.
Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.
Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.
Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.
Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional
"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.
Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.
Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.
"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.
Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan
Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.
Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.
"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.
"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.