Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan, protokol kesehatan pandemi virus corona atau Covid-19 wajib dijalankan saat menuju kenormalan baru atau new normal.
Jokowi juga mengingatkan agar terus menggunakan masker, jaga jarak, hindari keramaian orang dan rajin mencuci tangan.
Baca: Sehari Setelah Kritik Keras Erick Thohir, Adian Napitupulu Dipanggil Jokowi ke Istana, Ada Apa?
Juru bicara Presiden Fadjroel Rachman pun mengatakan, saat ini pemerintah terus melakukan prosedur 3 T untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Yakni: Tracking, Test, kemudian Treatment.
Hal itu disampaikan Fadjroel dalam program Bincang Khusus Pro3 RRI terkiat 'Lima Arahan Presiden terkait Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru', Jumat (12/6/2020).
"Presiden mengatakan, penentuan waktu (new normal,red) penting sekali, semuanya harus dihitung, harus dilacak, di testing," kata Fadjroel.
Ia pun merinci terkait test PCR atau tes swab Covid-19 yang semakin masif di berbagai daerah.
Saat ini Indonesia telah mempunyai 103 laboratorium untuk memeriksa hasil metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Fadjroel pun menyebut, laborarorium tersebut bisa mengecek sampel Covid-19 sebanyak 15.000 perharinya.
"Sudah ada 100-an lebih di seluruh lab di Indonesia yang mampu bukan hanya rapid test tapi PCR. Jadi lebih akurat. Dan sekarang hampir 15 ribu bisa diselesaikan perhari," ucapnya.
"Jadi walaupun semakin bertambah testingnya tapi jumlahnya semakin berkurang," jelasnya.
Adapun angka 15.000 tersebut masih berada di bawah target terbaru Presiden Joko Widodo terkait pemeriksaan spesimen per harinya, yakni 20 ribu spesimen.
Baca: Ada 52 Pedagang di 6 Pasar Tradisional di Jakarta yang Positif Corona, Ini Daftarnya
Target baru tersebut dikatakan Presiden Jokowi karena target sebelumnya yakni 10.000 spesimen telah berhasil terpenuhi.
"Saya harapkan target berikutnya, ke depan adalah 20 ribu per hari. Ini harus mulai kita rancang menuju ke sana," ujar Presiden dalam rapat terbatas, Kamis (4/6/2020).