News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Angka Kasus Corona Melonjak Tak Berarti Keadaan Semakin Buruk? Berikut Penjelasan Ahli Epidemiologi

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah menyampaikan pandangannya soal lonjakan kasus corona di Indonesia.

Dewi menyebut meningkatnya angka kasus Covid-19 yang dilaporkan setiap harinya belum tentu kemudian dapat diartikan keadaan semakin buruk dan perjuangan dalam melawan pandemi gagal.

Ia mengatakan kenaikan angka kasus Covid-19 dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

"Kita harus melihat penambahan jumlah itu karena apa," kata Dewi dikutip dari channel YouTube BNPB Indonesia, Senin (15/6/2020).

Menurutnya, meningkatnya penambahan kasus positif yang paling mudah dilihat adalah dari faktor adanya penambahan pemeriksaan.

"Yang paling mudah kita lihat sekarang adalah penambahan kasus positif bertambah tinggi, karena jumlah pemeriksaan juga bertambah tinggi," jelas Dewi.

Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia, 15 Juni: Bertambah 1.017 Pasien, Total 39.294 Kasus Positif

Dalam hal ini, hasil jumlah pemeriksaan terhadap orang yang diperiksa mempengaruhi angka kasus rata-rata penambahan positif setiap harinya.

Dengan kata lain, apabila angka positivity rate menunjukkan hasil yang sama, berarti tidak ada perbedaan meski jumlahnya bertambah.

"Kalau dalam istilahnya adalah kita melihat positivity rate, berapa persen orang yang positif dari jumlah orang yang diperiksa."

"Kalau jumlahnya kurang lebih sama, berarti tidak ada perbedaan walaupun angkanya bertambah besar," kata Dewi.

Untuk memudahkan pemahaman Dewi kemudian memberi contoh sederhana.

Misalnya ketika awalnya dilakukan pemeriksaan dengan target 10.000 lalu kemudian naik menjadi 20.000 per hari, maka hasilnya juga berpotensi akan mengalami peningkatan.

"Misal di awal kita punya target pemeriksaan 10.000 per hari, sekarang naik jadi 20.000 per hari, maka kita akan melihat lonjakan jumlah kasus positifnya," jelas Dewi.

Berkenanan dengan hal ini, Dewi meminta masyarakat untuk tidak kemudian mengartikan penambahan angka kasus positif tersebut berarti kondisi semakin buruk dan perjuangan melawan Covid-19 selama ini menjadi sia-sia.

"Ketika kita melihat angka, maka jangan dilihat secara bulat," ujar Dewi.

Baca: Kemenkes Siapkan Protokol Kesehatan dan Pendampingan Terkait Pembukaan Sekolah di Zona Hijau Corona

Angka Kasus Covid-19 Dinamis

Update data Covid 19 di Indonesia per tanggal 15 Juni 2020 (https://twitter.com/BNPB_Indonesia/)

 Dewi dalam kesempatan yang sama, juga menjelaskan Covid-19 merupakan penyakit yang dinamis.

Adapun keadaan dinamis tersebut juga mempengaruhi berubahnya angka kasus.

Dewi membeberkan, seseorang berpotensi mengalami perubahan status dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kemudian berubah lagi positif hingga negatif setelah melalui rangkaian isolasi mandiri dan dua kali melakukan tes swab.

Tentunya perubahan tersebut yang kemudian mempengaruhi data laporan kasus setiap harinya.

"Mungkin hari ini ada orang yang statusnya ODP lalu kemudian setelah dites swab hasilnya positif, maka status berubah."

"Kemudian nanti selang dua minggu kemudian melakukan tes swab ulang sebanyak dua kali negatif, sembuh statusnya."

"Jadi yang tadi statusnya ODP, berubah menjadi positif berubah menjadi sembuh," imbuhnya.

Baca: Unduh Panduan Lengkap Penyelenggara Pembelajaran Tahun Ajaran Akademik Baru di Masa Pandemi

Gambaran tersebut juga sekaligus dapat dipahami bahwa satu orang dapat berpindah status dan masuk dalam akumulasi data laporan.

Sehingga inilah yang kemudian disebut bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dinamis.

Melihat beberapa faktor yang mempengaruhi data perubahan angka kasus tersebut, Dewi menilai infrastruktur dan kapasitas tenaga medis serta komponen terkait penanganan Covid-19 harus lebih ditingkatkan lagi.

Terlebih ketika jumlah pemeriksaan sampel semakin meningkat, sebagai upaya tracing yang lebih agresif dalam menemukan kasus baru.

Terakhir, Dewi meminta agar masyarakat dapat lebih meningkatkan lagi upaya pencegahan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan meningkatkan imunitas dengan menjaga gizi seimbang, tidur yang cukup dan berolahraga secara teratur," tandasnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini