Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 46 pasien positif Covid-19 masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Infeksi Pulau Galang, Batam.
Jumlah tersebut berdasarkan data yang tercatat hingga Senin (15/6/2020) pukul 08.00 WIB setelah ada penambahan sebanyak dua orang dari hari sebelumnya.
Perwira Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan tidak ada PDP yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Infeksi Pulau Galang, Batam.
Hanya, ada 11 ODP yang ikut dirawat di rumah sakit tersebut.
Baca: Novel Baswedan Sudah Lihat Kejanggalan Sejak Polri Tetapkan Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Tersangka
Sehingga saat ini total terdapat 57 pasien yang dirawat inap di RS Pulau Galang.
"Pasien positif covid-19 yang dirawat inap terdapat 46 orang. Tidak ada pasien berstatus PDP dan ada sebelas ODP yang dirawat," kata Aris, Senin (15/6/2020).
Hingga hari ini tercatat total sebanyak 124 pasien terkait Covid-19 di Rumah Sakit Pulau Galang telah dipulangkan untuk menjalani isolasi mandiri sejak rumah sakit tersebut menerima pasien pertama kalinya pada 12 April 2020.
Baca: Cara Polda Kalimantan Tengah Cegah Karhutla dan Hadapi Covid-19
Hingga kini total sudah 181 pasien yang terdaftar di rumah sakit itu sejak pertama kali menerima pasien.
"Sebanyak 181 pasien telah terdaftar sejak awal rumah sakit menerima pasien. 124 pasien terkait covid-19 telah dipulangkan untuk menjalani isolasi mandiri. Seorang pasien dirujuk ke rumah sakit lain dan belum ada pasien yang meninggal," kata Aris.
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.
Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.
Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.
Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.
Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional
"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.
Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.
Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.
"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.
Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan
Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.
Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.
"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.
"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.