TRIBUNNEWS.COM- Beredar kabar jika virus corona (Covid-19) bisa menyebar ke manusia melalui makanan, kemasan atau peralatan makan.
Kabar tersebut dibantah oleh Badan Pangan Singapura (SFA).
SFA menyebut tak ada bukti bahwa Covid-19 bisa menyebar melalui benda-benda itu.
Dilansir Mothership, pengumuman tersebut dikeluarkan SFA pasca pasar Beijing menghentikan penjualan salmon.
Penghentian itu terjadi setelah Covid-19 terdeteksi pada papan potong untuk salmon impor.
Baca: Daftar 37 Dokter yang Meninggal Selama Pandemi Covid-19, Berstatus Positif dan PDP
Baca: Pembantu di Singapura Terancam Denda 213 Juta karena Lempar Anjing Majikan dari Lantai 3
"Kami memantau perkembangannya dengan cermat," ujar pihak SFA.
SFA mengumumkan informasi tersebut melalui akun resmi Facebok mereka Singapore Food Agency (SFA) Selasa (16/6/2020).
SFA menjawab kekhawatiran seputar Covid-19 yang disebarkan melalui makanan, seperti salmon.
Badan ini memantau perkembangan dengan cermat dan menyoroti bahwa pada saat ini tidak ada bukti bahwa virus ditularkan melalui makanan, kemasan makanan, dan peralatan terkait.
"Ini sejalan dengan keadaan pengetahuan terkini di komunitas ilmiah dan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia," lanjut unggahan itu
Lebih lanjut, SFA mengimbau agensi untuk mendesak anggota-anggota agar lebih memperhatikan kebersihan.
Seperti tinggal di rumah jika sedang tidak sehat, mencuci tangan sebelum makan dan tidak berbagi makanan atau minuman dengan orang lain.
Berikut ini unggahan lengkap SFA:
"Kami menyadari kekhawatiran COVID-19 yang disebarkan melalui makanan seperti salmon.
Kami memantau perkembangannya secara dekat.
Saat ini tidak ada bukti bahwa virus corona akan dikirimkan kepada manusia melalui makanan atau kemasan makanan dan peralatan.
Ini sejalan dengan keadaan pengetahuan saat ini di seluruh komunitas ilmiah dan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Meskipun demikian, SFA terus menekankan pentingnya praktik kebersihan publik dan pribadi untuk menjunjung tinggi tingkat standar kesehatan masyarakat di Singapura.
Ini meliputi:
- Mencari perhatian medis segera dan tinggal di rumah jika tidak sehat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum makan dan sesudah pergi ke toilet
- Memasak makanan secara menyeluruh sebelum makan
- Hindari menyentuh wajah dengan tangan
- Menutup mulut dan hidung dengan jaringan ketika batuk atau bersin, dan segera membuang sampah ke dalam tong segera
- Tidak terlibat dalam penanganan makanan atau persiapan apa pun jika tidak sehat
- Tidak berbagi makanan atau minuman dengan orang lain"
Diberitakan sebelumnya, Komisi kesehatan Beijing melaporkan 36 kasus Covid-19 baru yang ditransmisikan secara lokal pada hari Senin, (15/6/2020) setelah hampir dua bulan bebas dari kasus baru.
Menurut CGTN, kebangkitan tiba-tiba terhubung ke pasar grosir terbesar di ibu kota.
34 dari 36 kasus dilaporkan terinfeksi dengan pasar Xinfadi, dikutip dari SAYS.
Sementara dua kasus lainnya masih diselidiki, pasar diidentifikasi sebagai pusat kelompok kasus baru setelahnya 19 pekerja dinyatakan positif.
Pihak pemerintah telah menutup oleh pasar tersebut sejak Sabtu, (13/6/2020).
Baca: Peneliti China: Obat Kucing Efektif untuk Virus Corona, Menghentikan Replikasi Patogen Covid-19
Baca: Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di Pasar Beijing, China Hadapi Gelombang Kedua?
Baca: Pandemi Covid-19 Mulai Reda, Orang Kaya China Mulai Berburu Properti ke Singapura hingga Sydney
Wabah ini juga menyebabkan boikot nasional terhadap salmon.
Para ahli menyelidiki sumber infeksi di pasar Ikan telah diambil dari rak-rak di supermarket dan platform pengiriman grosir di kota-kota besar, China juga menghentikan semua impor salmon.
Boikot itu terjadi setelah pejabat kesehatan setempat mengatakan bahwa virus itu ditemukan di papan potong yang digunakan oleh penjual salmon impor di pasar Xinfadi.
Hal itu telah memicu spekulasi tentang ikan dapat menyebarkan virus.
Para ahli menyarankan masyarakat untuk tidak makan salmon mentah sampai mereka menentukan sumber infeksi virus corona.
"Kami tidak dapat menyimpulkan bahwa salmon adalah sumber infeksi hanya karena virus corona yang baru terdeteksi pada talenan penjual," kata Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC).
Meskipun ada kemungkinan permukaan ikan bisa terkontaminasi oleh pekerja yang terinfeksi, ikan secara alami tidak membawa coronavirus dalam tubuh mereka, tidak seperti musang dan kelelawar, Wu menjelaskan.
(Tribunnews.com/Bunga)