TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Menengah Hamid Muhammad mengatakan masih ada 60 persen guru yang belum memiliki kecakapan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh berbasis digital.
Para guru tersebut belum memiliki kemampuan meski tidak terdapat hambatan dalam akses internet.
"Memang pada waktu evaluasi kemarin ada sekitar 60 persen guru, walaupun mereka tidak ada hambatan di akses internet, gawai, dan seterusnya itu masih belum punya kecakapan yang optimal untuk mengintegrasikan pembelajaran jarak jauh ini dengan perangkat digital," ujar Hamid dalam dialog via webinar Fokus Sindo, Selasa (16/6/2020).
Menghadapi hal tersebut, Hamid mengatakan Kemendikbud saat ini sedang melakukan penyiapan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan pembelajaran via platform digital.
Baca: Pensiunan Guru Meninggal di Dekat Sepedanya dan Dievakuasi dengan Standar Covid-19, Diduga Kelelahan
"Kita sudah beberapa bulan terakhir ini melakukan penyiapan penyiapan," tutur Hamid.
Hamid mengungkapkan Kemendikbud telah memberikan pelatihan terhadap guru untuk menghadapi pembelajaran jarak jauh berbasis digital.
Pelatihan tersebut bukan hanya dilakukan oleh Kemendikbud, namun juga oleh organisasi guru, pemerintah daerah, dan pihak perguruan tinggi.
"tulah kami selama beberapa bulan terakhir ini melakukan pelatihan-pelatihan. Bukan hanya dilakukan oleh Kemdikbud juga organisasi guru, oleh Pemda, dan perguruan tinggi tentunya," pungkas Hamid.
Seperti diketahui, pemerintah masih belum memperbolehkan wilayah di zona merah, kuning, dan oranye untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
Terdapat 94 persen populasi siswa di luar zona hijau yang masih harus menjalani pembelajaran jarak jauh. Sementara enam persen lainnya sudah boleh menggelar pembelajaran tatap muka.