TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menilai pemerintah gagal dalam penanganan Covid-19.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Aswandi Jailani menilai banyak dana yang tidak sesuai untuk menangani Covid-19.
"Diantaranya dengan adanya alokasi anggaran sebesar Rp 168 miliar untuk perlombaan video new normal," katanya kepada wartawan, Jumat (26/6/2020).
Aswandi menyebut angka Rp 168 M merupakan anggaran yang besar dan harusnya digunakan untuk mengalokasikan alat kesehatan.
Ia mengatakan anggaran sebesar itu lebih bermanfaat jika dipakai untuk membantu alat kesehatan dan melakukan rapid test bagi 2,6 juta pelajar atau santri.
Baca: Cegah Penularan Covid-19, Mal Ibu Kota Terapkan Inovasi Teknologi Sensor di Lift dan Tombol Parkir
"Hal itu pasti sangat membantu, ini malah digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Kebijakan anggaran yang sangat tidak tepat sasaran," ujarnya
"Pemerintah betul-betul mengambil kesempatan dalam kesempitan, di tengah masa pandemi yang mana banyak rakyat membutuhkan bantuan terutama sektor pendidikan malah mengucurkan anggaran yang tidak sedikit ke kegiatan yang sangat salah, kurang berfaedah," imbuhnya.
Atas dasar itu, IPNU meminta kepada seluruh masyarakat khususnta pengurus wilayah dan kader se-Indonesia agar ikut mengawal 84 daerah yang memenang lomba video new normal.
Agar bantuan ratusan miliar tersebut terealisasi dengan baik, terutama untuk sektor pendidikan pondok pesantren yang sangat merasakan dampak dari covid-19 ini.
"IPNU juga secara resmi berikan rapor merah terhadap pemerintah yang dipimpin presiden Joko Widodo," pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengeluarkan dana anggaran sebesar Rp168 miliar sebagai bentuk hadiah atas pemerintah daerah yang berhasil memenangkan lomba simulasi video protokol tatanan hidup baru di tengah pandemi Covid-19.
Mendagri Tito Karnavian menyebut anggaran tersebut akan diberikan dalam bentuk Dana Insentif Daerah (DID) kepada pemda-pemda yang berhasil menjadi pemenang.
"Total terdapat 84 pemenang untuk 7 sektor kehidupan dan 4 klaster pemda, total Rp168 miliar. Lomba sejak 29 Mei dan telah masuk 2.517 video dari 460 daerah pengirim," ujar kata Tito dalam pembukaannya di acara Penganugerahan Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19”, Senin (22/6/2020).
Untuk pemenang pertama di setiap kategori dan setiap klaster daerah, Tito mengatakan daerah tersbeut akan diberikan DID sebesar Rp3 miliar, juara kedua Rp2 miliar, dan ketiga Rp1 miliar.
Adapun ada 4 klaster pemda dalam lomba ini, yakni antarprovinsi, antarkota, antarkabupaten, dan antarkabuoaten tertinggal.
Tito menyebut semua pemda diminta untuk membuat video dengan durasi maksimal 2 menit yang menggambarkan protokol kesehatan dan simulasi di sektor yang dipertandingkan.
"Pemda harus menyusun protokol kesehatan dengan ahli kesehatan dan bekerja sama dengan stakeholder di daerahnya masing-masing, seperti operator pasar tradisional, pemilik hotel, restoran, dan sebagainya," pungkas Tito.