TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 pada hari ini Kamis (9/7) ada sebanyak 2.657, sehingga totalnya menjadi 70.736 orang.
Adapun sebaran penambahan kasus yang terbanyak didapatkan dari Provinsi Jawa Barat, yakni sebanyak 962 orang dan pasien sembuh dilaporkan 27 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan bahwa penambahan angka dari Jawa Barat tersebut didapatkan dari klaster baru Pusat Pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat, yang didapatkan dari hasil penyelidikan epidemiologi sejak tanggal 29 Juni 2020 berturut-turut hingga hari ini.
Baca: Ada 1.262 Kasus Positif Covid-19, Secapa TNI AD Bandung Diawasi Ketat dan Dilakukan Karantina
"Ini didapatkan dari cluster, yang sudah selesai kita lakukan penyelidikan epidemiologi, sejak tanggal 29 kemarin, berturut-turut," kata Yuri dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (9/7).
Adapun dari hasil penyelidikan epidemiologi tersebut didapatkan sebanyak 1.262 kasus positif COVID-19 yang terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih yang ada di sana.
Dari total keseluruhan data tersebut, dilaporkan ada 17 orang yang sudah dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit (RS) Dustira Cimahi, dengan keluhan ringan seperti demam, batuk dan sedikit sesak nafas.
Baca: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 2.657, Meninggal 58, Pasien Sembuh Jadi 32.651
"Dari jumlah 1.262 kasus positif yang kita identifikasi, hanya ada 17 orang yang saat ini, kita rawat dan kita lakukan isolasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi, karena ada keluhan, meskipun dalam derajat keluhan ringan," jelas Yuri.
Sedangkan di luar 17 orang tersebut dilaporkan tanpa keluhan dan kondisi sekarang sudah dikarantina secara ketat di kompleks wilayah pendidikan Secapa di Bandung.
"Seluruh komplek pendidikan Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat di Bandung kita lakukan isolasi. Kita lakukan karantina. Dan kemudian kita larang untuk adanya pergerakan orang, baik masuk ke dalam komplek, ataupun keluar dari komplek," kata Yuri.
Tidak Perlu Khawatir
Dalam upaya karantina wilayah dan isolasi para peserta didik dan tenaga pelatih yang terkonfirmasi positif COVID-19, Yuri mengatakan bahwa pelaksanaannya diawasi secara ketat dengan pantauan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kota Bandung, dan khususnya dari unsur kesehatan Kodam 3 Siliwangi setiap hari.
Oleh sebab itu, Kodam 3 Siliwangi memastikan tidak akan terjadi penularan hingga keluar komplek dan diharapkan masyarakat sekitar tidak perlu khawatir, khususnya bagi keluarga dari para peserta karantina.
"Kami memastikan, bahwa, tidak akan terjadi penularan keluar komplek, karena kita menjaga dengan ketat, agar betul-betul pelaksanaan karantina kewilayahan, bisa dijalankan secara maksimal," Kata Yuri.
"Kami mohon masyarakat untuk tenang, tidak perlu panik. Karena ini sudah ditangani secara professional, sesuai dengan standard Internasional. Kita melakukan karantina wilayah, dan kemudian kita menjamin sepenuhnya bahwa evaluasi terhadap peserta karantina, dijalankan dengan maksimal," imbuh Yuri.
Di sisi lain, Yuri yang juga menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI meminta agar keluarga para peserta didik dapat memahami dan memaklumi kondisi yang sedang terjadi.
Baca: Presiden Minta Kepala Daerah dan Gugus Tugas Kendalikan Laju Penyebaran Covid-19 di Kalteng
Meskipun dalam proses karantina dan isolasi, para pihak keluarga masih dapat melakukan komunikasi menggunakan gawai maupun perangkat komunikasi elektronik lainnya.
"Oleh karena itu, kami juga berharap bahwa keluarga para peserta didik, yang berasal dari seluruh Indonesia, memahami ini, memaklumi ini, dan masih tetap bisa melaksanakan kontak komunikasi menggunakan telepon, atau sarana media yang lain, dengan keluarganya yang saat ini kita karantina," jelas Yuri.
"Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, tidak perlu ada kepanikan, kita menangani secara proper, kita menangani secara profesional, dan kita tangani sesuai dengan kriteria internasional, tentang karantina wilayah," pungkas Yuri.
Update kasus corona di Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini Kamis (9/7/2020) totalnya menjadi 70.736 setelah ada penambahan sebanyak 2.657 orang.
Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 32.651 setelah ada penambahan sebanyak 1.066 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 3.417 dengan penambahan 58.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 23.832 pada hari sebelumnya, Rabu (8/7) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 992.069.
Baca: Presiden Ingatkan Tes Masif Saja Tidak Cukup Kendalikan Covid-19
Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 161 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 115 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 292 lab.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 12.554 dan jumlah yang akumulatifnya adalah 588.080.
Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 2.657 dan negatif 9.897 sehingga secara akumulasi menjadi positif 70.736 dan negatif 517.344.
Baca: Presiden Minta Kepala Daerah dan Gugus Tugas Kendalikan Laju Penyebaran Covid-19 di Kalteng
"Kita mendapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 2.657, sehingga kasus ini akumulasinya sekarang menjadi 70.736 orang” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (9/7).
Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.
"Kita mendapatkan tambahan yang cukup banyak dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 962 kasus dan dilaporkan 27 orang sembuh di Jawa Barat, kemudian Jawa Timur 517 kasus baru dengan 263 sembuh. DKI Jakarta 284 orang (terkonfirmasi positif) dengan 221 orang sembuh," jelas Yuri.
"Kemudian Sulawesi Selatan 130 kasus baru dengan 189 sembuh. Sulawesi Utara 126 kasus baru dengan 27 sembuh. Kalimantan Tengah 120 kasus dengan 30 sembuh. Kalimantan, ulangi tadi, Jawa Tengah 120 kasus baru dengan 30 sembuh. Kalimantan Selatan 108 kasus baru dengan 23 sembuh. Sumatera Utara 108 kasus dengan 11 sembuh," imbuh Yuri.
Baca: Kominfo Dorong Startup Digital Terus Tumbuh di Tengah Tantangan Krisis Covid-19
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari Jawa Timur 15.484, DKI Jakarta 13.488, Sulawesi Selatan 6.488, Jawa Tengah 5.203 dan Jawa Barat 4.843.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 8.645 disusul Jawa Timur sebanyak 5.582, Sulawesi Selatan 2.446, Jawa Barat 1.811, Jawa Tengah 1.717 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 32.651 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 90 kasus, Bali 2.024 kasus, Banten 1.559 kasus, Bangka Belitung 171 kasus, Bengkulu 155 kasus, Yogyakarta 357 kasus.
Selanjutnya di Jambi 122 kasus, Kalimantan Barat 347 kasus, Kalimantan Timur 623 kasus, Kalimantan Tengah 1.096 kasus, Kalimantan Selatan 3.926 kasus, dan Kalimantan Utara 216 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 321 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.444 kasus, Sumatera Selatan 2.475 kasus, Sumatera Barat 785 kasus, Sulawesi Utara 1.468 kasus, Sumatera Utara 2.085 kasus, dan Sulawesi Tenggara 500 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 193 kasus, Lampung 203 kasus, Riau 238 kasus, Maluku Utara 1.077 kasus, Maluku 845 kasus, Papua Barat 272 kasus, Papua 2.101 kasus, Sulawesi Barat 130 kasus, Nusa Tenggara Timur 121 kasus dan Gorontalo 286 kasus serta dalam proses verifikasi ada 2.
Total untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 38.498 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.732 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 457 kabupaten/kota di Tanah Air.