TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyarankan diterapkannnya Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di wilayah Hegarmanah, Bandung, Jawa Barat.
Seperti yang diberitakan, lonjakan kasus di Jawa Barat pada Kamis (9/7/2020) kemarin terjadi karena adanya klaster baru di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD).
"Saya sarankan kawasan Hegarmanah dan sekitarnya dilakukan PSBM secara ketat," kata Ridwan dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung melalui Kompas TV, Jumat (10/7/2020).
Menurut Ridwan, PSBM ini dapat diterapkan dengan menutup pintu-pintu masuk.
Ia menuturkan, PSBM perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di wilayah sekitarnya.
"Jadi, jalan-jalan masuk akan ditutup, nanti yang boleh masuk hanya penghuni, yang kira-kira sekunder, tersier kegiatan itu saya titip Pak Wali untuk ditutup dulu 14 hari, untuk memastikan tidak ada kebocoran," tuturnya.
Selain itu, Ridwan menyampaikan, telah disepakati bahwa pengelolaan klaster di Secapa AD akan dikelola mandiri oleh TNI AD.
Sehingga, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 fokus untuk melakukan tracing di luar kompleks tersebut.
Baca: Suasana Terkini Secapa AD di Bandung Pasca 1.262 Orang Terkonfirmasi Covid-19
"Kesepakatan dengan Panglima TNI bahwa pengelolaan pandemi klaster di sana akan dikelola secara mandiri oleh TNI AD sehingga kita hanya mengerjakan di luar kompleks, tracing pada keluarga, kontak di luar kompleksnya itu tanggung jawab Gugus Tugas terutama Bandung dan provisi," kata Ridwan.
Ridwan Kamil juga menegaskan, pengetesan di lingkungan sekitar adalah hal yang wajib.
Belajar dari kasus di Sukabumi, menurut Ridwan, penularan Covid-19 sangat berpotensi merambah di wilayah sekitarnya.
"Pengetesan lingkungan sekitar itu wajib hukumnya, jadi nggak boleh nolak."
"Karena di sukabumi dulu, pelajarannya, bocor juga ke wilayah sekitarnya sehingga itu akan dilakukan Pak Wali secepatnya," ujarnya.
Secapa AD Jadi Klaster COVID-19