TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DKI Jakarta tiga kali memecahkan rekor tambahan kasus harian positif Covid-19.
Teranyar pada Minggu (12/7) tambahan kasus mencapai 404 kasus, alias yang tertinggi sejak pandemi Corona melanda ibu kota.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meyakini Gubernur Anies Baswedan tidak akan mampu mengembalikan ibu kota ke situasi pembatasan ekstrem lagi.
Hal itu dikarenakan kondisi keuangan Pemprov DKI yang sedang bermasalah.
Baca: Anies Kurang Tegas Soal Aturan PSBB Transisi, DPRD DKI: Terlalu Cengengesan
Baca: Presiden Singgung Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta
"Memangnya duitnya ada? Sekarang aja dia minta duit ke pemerintah pusat. Tidak mungkin," kata Gilbert saat dihubungi, Senin (13/7/2020).
Mengingat pada saat pemberlakuan PSBB kemarin, Pemprov DKI paling tidak membutuhkan dana Rp3 triliun untuk pemberian bantuan sosial.
Dengan anggaran sebesar itu Pemprov DKI juga belum mampu menjangkau masyarakat yang terdampak PSBB dan pandemi Covid-19.
Apalagi saat ini Pemprov DKI belum bisa menarik anggaran penyelenggaraan Formula E sebesar Rp560 miliar, serta bantuan bagi ormas sebesar Rp2,8 triliun.
"Dalam kondisi sekarang kalian pertanyakanlah apakah ada kemampuan Pemda DKI untuk melakukan pengereman sementara DKI sendiri tidak berhasil menarik dana dari Formula E, bantuan ormas yang Rp2,8 triliun," tutur anggota fraksi PDI-Perjuangan ini.
Gilbert mengakui keputusan pengambilan kebijakan sepenuhnya berada di tangan Anies.
Tapi dirinya tidak yakin sang kepala daerah mampu menarik rem darurat PSBB transisi, jika situasi perekonomian Jakarta sedang dalam kondisi kekurangan.
"Tentu kebijakan ditangannya dia tetapi kalau melihat kondisi keuangan saat ini amat susah untuk dikerjakan," ucapnya.
"Ini yang musti dikhawatirkan, untuk menarik rem ini saya nggak yakin dia mampu, jujur," pungkas Gilbert.