TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI Angkatan Darat bekerjasama dengan Universitas Airlangga dan Badan Intelijen Negara melakukan uji klinis anti Covid-19 tahap pertama.
Rapat persiapan uji klinis tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa di Puskodal Angkatan Darat.
Baca: Kasus Positif di DKI Melonjak, Wakil Ketua DPRD Tagih Janji Anies Cabut PSBB Masa Transisi
Anti-Covid-19 merupakan hasil penelitian yang dikembangkan antara Universitas Airlangga dengan Badan Intelijen Negara (BIN) beberapa waktu lalu.
Andika menanyakan kesiapan pihak Airlangga dan Secapa AD terhadap uji klinis yang melibatkan 600 siswa Secapa yang positif terinfeksi virus Corona itu.
"Bagiamana persiapannya? Unsur pimpinan harus mendampingi agar segala kebutuhan yang diperlukan bisa cepat," kata Andika dikutip dari Youtube TNI AD.
Dokter Purwati dari Universitas Airlangga (Unair) mengatakan bahwa ada 7 perwakilan dari Unair dan 7 orang dari BIN yang akan mengawal uji klinis tersebut.
"Untuk yang Secapa sudah kami koordinasikan, jadi pagi ini staf kami yang di Surabaya sudah ada 7 orang, kemudian dari BIN sudah 7 orang terdiri dari 1 dokter dan 6 perawat, rencananya dieksekusi hari ini, dipersiapkan," kata Purwati.
Sementara itu Komandan Secapa AD, Mayor Jenderal TNI Ignatius Yoga Triyono mengatakan bahwa uji klinis tersebut nantinya akan dipantau oleh Secapa dan Kesdam III Siliwangi.
Andika mengatakan bahwa kerjasama uji klinis TNI AD, BIN, dan Unair dilakukan sebagai upaya untuk percepatan penanganan Covid-19.
"Ini sebagai bentuk percepatan, Kerjasama TNI AD, Unair dan BIN dalam pelaksanaan uji klinis anti Covid-19 tahap pertama melibatkan 600 perwira siswa Secapa AD. Ini harus dikawal agar hasilnya maksimal" katanya.
Sebelumnya dalam upaya membantu percepatan penanganan Covid-19, Andika juga mengajak para siswa Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19 mendonorkan plasma darahnya untuk membantu penyembuhan.
Baca: 57 Pelaut Terpapar Covid-19 secara Misterius, Sebelum Berangkat Semua Kru Negatif
Menurut Andika, Convalescent Plasma atau terapi plasma digunakan pemerintah untuk membantu penyembuhan.
"Plasma dari pasien yang positif kemudian sembuh itu diambil dan diberikan ke pasien yang positif tapi yang kategorinya berat. Mereka sangat memerlukan. Dan sudah beberapa puluh kasus yang dibantu dengan terapi plasma darah ini dan sembuh," kata Andika saat menyambangi Secapa AD 11 Juli lalu.