TRIBUNNEWS.COM - Vaksin virus corona (Covid-19) Moderna yang digarap perusahaan bioteknologi Amerika Serikat Moderna telah diuji pada manusia untuk pertama kalinya.
New England Journal of Medicine menerbitkan hasil percobaan tersebut, yang menunjukkan antibodi 45 peserta terhadap virus corona mengalami peningkatan, Selasa (14/7/2020).
Dikutip dari Channel News Asia, 45 peserta percobaan dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing untuk menguji dosis 25 mikrogram, 100 mikrogram, dan 250 mikrogram.
Selama 28 hari kemudian para peserta diberikan dosis kedua dengan jumlah yang sama.
Hasilnya yakni semakin tinggi dosis vaksin Moderna yang diberikan maka lebih tinggi pula kadar peningkatan antibodinya.
Baca: WHO Peringatkan Pandemi Virus Corona Semakin Buruk Jika Gagal Ambil Tindakan Tegas
Selanjutnya, peserta telah memiliki antibodi yang lebih tinggi daripada kebanyakan pasien Covid-19 yang tidak mendapatkan vaksin Moderna, dan terus menghasilkan antibodi mereka sendiri.
Untuk efek samping dari vaksin Moderna, setengah peserta mengalami efek samping ringan yang dianggap masih normal.
Efek samping tersebut di antaranya kelelahan, kedinginan, sakit kepala, nyeri pada tubuh dan rasa sakit di area yang disuntik vaksin Moderna.
Sementara itu, uji coba vaksin Moderna telah dilakukan sejak Senin (16/3/2020), yakni sekira 66 hari setelah urutan genetik virus corona dirilis.
Rencananya vaksin Moderna akan memasuki uji coba tahap terakhir pada Senin (27/7/2020) mendatang.
Di mana untuk uji coba tahap ketiga, percobaan akan dilakukan pada 30.000 peserta di Amerika Serikat.
Setengah dari peserta tersebut akan menerima vaksin Moderna pada tingkat dosis 100 mikrogram, sedangkan setengahnya lagi mengonsumsi pil plasebo.
Hal itu dilakukan guna menunjukkan apakah vaksin Moderna benar-benar aman dan dapat mencegah infeksi SARS-CoV-2 yang merupakan sel Covid-19 atau tidak.
Lebih lanjut, vaksin Moderna merupakan jenis vaksin yang menggunakan bahan genetik dalam bentuk RNA.
Vaksin Moderna dianggap berada di posisi pertama sebagai vaksin yang berpotensi dapat mengakhiri pandemi virus corona.
Baca: Kasus Terkonfirmasi Pertama di Dunia, Bayi Terinfeksi Virus Corona Langsung dari Rahim
Pemerintah federal pun mendukung vaksin Moderna dan memilih sebagai salah satu vaksin yang perlu dilakukan uji coba pada manusia dalam skala besar.
Moderna Inc mengatakan, perusahaanya siap memberikan sekitar 500 juta dosis hingga 1 miliar dosis per tahun mulai 2021.
Seorang ahli vaksin di Vanderbilt University Medical Center yang tidak terlibat dalam penelitian ini, dr William Schaffner mengatakan, rencana tersebut merupakan langkah pertama yang baik.
"Ini langkah pertama yang baik. Tidak ada apapun di sini yang akan menghalangi seseorang untuk melanjutkan uji coba vaksin selanjutnya." ungkap dr William Schaffner.
"Sedikit kelelahan, sakit kepala dan nyeri otot, serta rasa sakit di tempat suntikan adalah harga kecil untuk membayar kesembuhan dari Covid-19," lanjutnya.
Baca: Keprihatinan Penyebaran Infeksi Virus Corona di Kalangan Tentara AS yang Ada di Jepang
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Channel News Asia)