News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Enam Provinsi Dilaporkan Tidak Ada Penambahan Kasus Baru Positif Corona Hari Ini

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Achmad Yurianto.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan ada enam provinsi yang tidak melaporkan penambahan kasus baru positif corona hari ini, Kamis (16/7/2020).

"Ada enam provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus sama sekali," ujar Achmad Yurianto di Kantor BNPB Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Provinsi pertama yang tidak mengalami penambahan kasus positif corona adalah Bangka Belitung.

Provinsi ini malah mencatat ada 17 orang sembuh.

Baca: Update Corona di Indonesia, 16 Juli 2020: Jumlah Kasus Covid-19 dan Sebaran per Provinsi

"Kemudian Jambi tidak ada kasus baru dan tidak ada yang sembuh, Kalimantan Utara tidak ada kasus baru dan penambahan satu sembuh," ucap Achmad Yurianto.

Lalu tidak ada kasus baru di Kepulauan Riau dan ada enam yang sembuh dari Covid-19.

Kemudian Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur yang nihil penambahan kasus baru.

Baca: DKI Jakarta Jadi Provinsi Tertinggi Penambahan Kasus Positif Covid-19 Hari Ini

Selain itu hari ini ada 17 provinsi yang melaporkan penambahan kasus baru di bawah 10 kasus.

Seperti diketahui, hari ini terjadi penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 1.574 orang sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 81.668 orang.

Sementara pasien yang sembuh bertambah 1.295 orang. Sehingga total pasien yang sembuh mencapai 40.345 orang.

Lalu jumlah yang meninggal dunia menjadi 3.873 orang setelah penambahan 76 orang.

Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.

Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.

Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.

Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.

Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional

"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.

Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.

"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.

Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan

Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.

"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.

"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini