TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo berkomitmen melindungi tenaga kesehatan selama masa pandemi.
Doni mengungkapkan tak ingin lagi ada tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan pasien Covid-19.
Hal itu diungkapkan Doni saat melakukan pertemuan bersama para perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/7/2020).
'“Komitmen dari awal. Kami tidak ingin ada lagi tenaga kesehatan yang gugur (akibat menangani pandemi Covid-19),” kata Doni dilansir Kompas.com, Jumat (17/7/2020).
Baca: Jokowi: Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan Sesuai Kearifan Lokal Daerah
Doni menyebut, sejumlah komitmen perlindungan sudah diwujudkan pemerintah.
Antara lain menyediakan tempat istirahat dan relaksasi bagi tenaga medis di sejumlah hotel.
Selain itu, tujuannya juga untuk menghindari penularan virus yang mungkin terjadi seandainya para tenaga medis langsung pulang ke rumah setelah bertugas.
Adapun Doni juga menjamin keamanan dan kenyamanan tempat relaksasi yang disediakan untuk para tenaga kesehatan.
Doni mengungkapkan pengoperasian dan monitoring tempat ini dikoordinasi oleh Pangkogabwilhan II.
"Bagaimapun pemerintah dapat memberikan pelayanan bagi para dokter agar memiliki cukup waktu untuk istirahat,” ujar Doni.
Bagi tenaga kesehatan yang gugur dalam menangani pandemi Covid-19, Doni menjamin adanya bantuan donasi untuk keluarga.
Baca: KY Gelar Rapid Test dan Swab Test untuk Antisipasi Penyebaran Covid-19
Bantuan tersebut tak hanya berasal dari pemerintah.
Ada juga pihak swasta yang memberikan dukungan.
"Ada pihak swasta yang memberikan donasi senilai Rp 100 miliar yang akan diprioritaskan untuk para tenaga medis yang wafat. Hal itu di luar bantuan dari pemerintah,” terang Doni.
Ajak Masyarakat Ambil Peran
Sementara itu Doni Monardo juga mengajak masyarakat untuk aktif berperan agar beban tenaga medis berkurang.
Dilansir Kompas.com, Doni mengatkan kunci penanganan pandemi Covid-19 adalah mengupayakan 80 persen peran masyarakat dan 20 persen tenaga medis.
"Kami Gugus Tugas dari awal sudah meminta agar upayakan bahwa (tenaga medis) medis 20 persen sisanya 80 persen (masyarakat)," ujar dia.
"Jangan bebani dokter, dokter adalah benteng terakhir bangsa kita," imbuhnya.
Doni mengungkapkan tenaga medis adalah benteng terakhir dalam melawan pandemi Covid-19.
Doni menegaskan masyarakat lah sebagai pemegang peran paling besar dalam melawan pandemi Covid-19.
Maka dari itu, Doni meminta agar masyarakat lebih memahami kondisi dan mengambil langkah tepat terkait Covid-19.
Tentunya melalui upaya pencegahan, dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
Doni meminta semua pihak meningkatkan kapasitas dan memperkuat mitigasi Covid-19.
"Kenali dirimu, kenali musuhmu, 1.000 kau perang 1.000 kali kau menang," ucap Doni Monardo, mengutip pepatah Sun Tzu.
Baca: Covid-19 Menular Lewat Udara, Pakar: Minimalisir Penggunaan AC di Kantor
Tenaga Medis Terpapar
Sementara itu berdasar laporan yang Doni terima, para dokter yang gugur justru bukan dari mereka yang menangani Covid-19.
Melainkan dokter gigi dan dokter umum lainnya.
Beberapa di antara mereka dinyatakan terinfeksi Covid-19 karena melayani pasien yang tidak bergejala, tetapi ternyata positif corona.
Doni pun meminta agar tiap dokter yang bertugas memakai alat pelindung diri, apa pun peran mereka.
Lebih lanjut, Doni mengimbau adanya pembatasan waktu praktik bagi dokter yang menangani pasien Covid-19.
Sehingga diharapkan potensi penularan dapat dicegah.
"Harus dibatasi dokter yang melayani penanganan Covid-19 harus dibatasi hanya beberapa jam," ucap Doni.
Doni mengungkapkan, ibarat perang, tenaga medis adalah senjata yang paling penting.
"Kita sangat ingin agar dokter tidak ada yang jadi korban. Ibarat perang, dokter adalah senjata kita yang paling penting. Dari awal kita sudah membantu dan mendukung dengan hal terbaik bagi para dokter,” kata Doni.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Sania Mashabi/Fitria Chusna Farisa)