Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memperbarui data jumlah pasien konfirmasi positif corona di Indonesia pada Sabtu (25/7/2020).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com dari situs resmi covid19.go.id, pasien terkonfirmasi positif sebanyak 1.868 orang. Sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 97.286 orang.
Dengan pertumbuhan jumlah positif covid-19 yang rata-rata lebih dari 1.000 per hari, maka dalam beberapa hari lagi kemungkinannya jumlah pasien covid-19 akan tembus 100.000 orang.
Penambahan pasien baru juga disertai dengan kasus kesembuhan yang juga cukup besar.
Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh mencapai 1.409 pasien. Adapun total kasus sembuh sebanyak 55.354 orang.
Baca: Update Corona 25 Juli 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan Terendah
Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 4.714 orang setelah penambahan 49 orang.
Sebelumnya, pada Jumat (24/7/2020) kemarin pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 1.761 orang sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 95.148 orang.
Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh mencapai 1.781 pasien. Adapun total kasus sembuh sebanyak 53.945
Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 4.665 orang setelah penambahan 89 orang.
Baca: Kemensos: Pekerja Sosial Tangani 346 Anak yang Positif Covid-19
Vaksin Corona Tiba di Indonesia
Sementara itu, vaksin virus corona Covid-19, Sinovac, siap diuji klini pada sejumlah orang di Indonesia.
Vaksin asal China tersebut diharap dapat dimanfaatkan untuk menekan penyebaran virus corona di Indonesia yang semakin tinggi.
Perusahaan pelat merah, Bio Farma, menerima vaksin Sinovac sebanyak 2.400 vaksin pada pekan lalu.
"Vaksin ini akan dites dulu di internal lab Bio Farma. Namun clinical trial akan dilakukan oleh Unpad (Universitas Padjajaran)," ujar Neni Nurainy, Research and Development Bio Farma dilansir Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Adapun uji klinis fase 3 ini merupakan uji khasiat vaksin corona untuk mengetahui efektivitas vaksin dalam melawan infeksi Covid-19.
"Uji klinis ini sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup lama, namun kita telah mempunyai cukup data bahwa vaksin ini aman dan berkhasiat,” ungkap Neni.
“Sehingga nanti akan keluar yang namanya emergency use authority," imbuhnya.
Untuk diketahui, emergency use authority adalah regulasi untuk mempercepat produksi vaksin.
Yakni dengan landasan data yang cukup terkait khasiat dan keamanan vaksin yang diberikan selama uji klinis fase 3 dilakukan.
Menurut Neni, uji klinis fase 3 rencananya akan mulai dilakukan pada awal Agustus mendatang.
Ditargetkan, selama 6 bulan sebelum diproduksi massal pada kuartal I tahun 2021.
"Jadi selama produksi, uji klinis vaksin Sinovac ini tetap diteruskan," kata Neni.
Produksi Massal 2021
Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan produksi massal vaksin Covid-19 dapat dimulai pada awal tahun 2021.
Pada tahap awal, Bio Farma menargetkan menghasilkan 40 juta dosis vaksin per tahun.
“Untuk tahap pertama sesuai dengan target penyelesaian uji klinis Januari (2020). Pada saat uji klinis dan izin edar keluar, kami sudah menargetkan untuk selesai sekitar 40 juta dosis per tahun,” kata Honesti dilansir Kompas.com, Selasa (21/7/2020).
Bio Farma, menurut Honesti, menyiapkan kemampuan maksimal produksi 100 juta dosis per tahun pada tahap selanjutnya.
Kemudian, kapasitas produksi akan terus ditambah menuju 250 juta dosis per tahun.
“Sesuai arahan Presiden kami dari Bio farma memastikan proses produksi vaksin bisa dikelola dengan baik,” ujarnya.
Adapun vaksin akan disuntikkan ke 1.620 sampel orang rentang usia 18-59 tahun.
Vaksin Sinovac diketahui tiba di Bio Farma pada 19 Juli 2020 sebanyak 2.400 vaksin.
Fase uji klinis tahap 3 akan dimulai pada Agustus 2020.
Honesti Basyir mengatakan, uji klinis vaksin Covid-19, dijadwalkan enam bulan hingga Januari 2021.
“Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021. Kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis”, ujar Honesti.
Adapun vaksin Sinovac dipilih sebagai mitra karena metode pembuatan vaksin yang digunakan sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas/Ihsanuddin)