TRIBUNNEWS.COM - Vietnam kembali waspada Covid-19 setelah satu orang di Kota Danang terinfeksi Covid-19, Sabtu (25/7/2020).
Kasus yang dialami nakes ini merupakan infeksi lokal pertama setelah Vietnam bebas corona selama tiga bulan.
Berkat upaya karantina yang ketat dan tes yang masif serta luas, membuat Vietnam cepat menangani wabah ini.
Bahkan selama beberapa minggu angka infeksinya berhenti di angka 415 kasus.
Selain itu negara Asia Tenggara ini juga tidak melaporkan penularan lokal selama 100 hari.
Baca: Soal Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti: Pakai Akal Sehat Saja, Kenapa Mesti Menghidupi Vietnam?
Baca: VIDEO Penangkapan 2 Kapal Asing Vietnam: Lari Tancap Gas, Petugas Hampir Ditusuk Gunting
Vietnam melaporkan tidak ada kematian akibat virus itu.
Tetapi pada Jumat (24/7/2020), kementerian kesehatan mengatakan seorang pria berusia 57 tahun dari Danang, sebuah tempat wisata positif corona.
Alhasil 50 orang yang terlibat kontak dengannya harus diisolasi.
Kementerian mengatakan 103 orang yang terhubung dengan pasien itu dites Covid-19, tetapi semuanya negatif.
Kemudian hari ini, Sabtu (25/7/2020) pemerintah mengumumkan total kasus Covid-19 Vietnam menjadi 416.
Baca: Terlibat Sepak Bola Gajah, 11 Pemain Vietnam Diberi Sanksi Keras oleh FIFA
Baca: Pelatih Vietnam Bandingkan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia
Tidak dijelaskan bagaimana pria itu tertular virus tetapi dia tidak meninggalkan Danang selama hampir sebulan.
Pria itu awalnya didiagnosis menderita pneumonia.
Kemunculan kasus baru corona ini terjadi di saat Vietnam berencana membuka kembali penerbangan internasional untuk mendongkrak pariwisata.
Menyoal satu kasus baru ini, pemerintah Hanoi kembali memerintahkan wajib pakai masker di tempat umum.
Penerbangan internasional masih ditangguhkan, namun para pekerja asing yang ahli dan terampil diperbolehkan masuk dengan syarat karantina.
Vietnam Melarang Perdagangan Hewan Liar
Vietnam melarang perdagangan satwa liar dan produknya untuk mengurangi risiko pandemi baru.
Selain melarang penjualan satwa liar di pasar, perdagangan secara online juga diblokir.
Sebelumnya Vietnam dianggap tutup mata terhadap risiko penjualan produk satwa liar seperti sisik pangolin dan cula badak.
Biasanya produk-produk itu dijual belikan secara langsung maupun dalam kemasan obat tradisonal, dikutip dari BBC.
Para ilmuwan di dunia memperingatkan perdagangan satwa liar bisa menimbulkan penyakit.
Baca: Soal Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti: Pakai Akal Sehat Saja, Kenapa Mesti Menghidupi Vietnam?
Baca: VIDEO Penangkapan 2 Kapal Asing Vietnam: Lari Tancap Gas, Petugas Hampir Ditusuk Gunting
Sebab asal usul pandemi Covid-19 saat ini masih diperkirakan bermula dari perdagangan hewan liar di pasar basah Wuhan, China.
Penyakitnya muncul dari kelelawar yang melompat ke manusia melalui spesies lain, yang belum terindentifikasi.
Bisa jadi perantara itu tikus, musang, atau trenggiling.
"Perdana menteri memerintahkan penangguhan impor satwa liar, hidup atau mati, telurnya, bagian atau turunannya," rilis pemerintah pada Kamis (22/7/2020) di situs resmi pemerintah Vietnam.
"Semua warga negara, terutama pejabat tidak boleh berpartisipasi dalam perburuan ilegal, membeli, menjual, mengangkut satwa liar ilegal," tambahnya.
Negara juga berjanji akan menghilangkan pasar hewan liar dan yang memperdagangkannya secara tegas.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)