"Jika ada reaksi apapun, jadi pegal atau apa, bisa melaporkan kepada petugas. Mungkin orang punya kekebalan pas pertama tapi dalam perjalanan ada gejala-gejala muncul, pilek, batuk, sakit tenggorokan, seperti gejala Covid-19, misalkan, harus melapor ke site atau lokasi dia diberi vaksin, pada subjek akan kita lakukan swab lagi, gejala Covid-19 atau bukan, kalau Covid-19 harus istirahat dulu," katanya.
Dalam simulasi tersebut ada enam bilik yang menjabarkan enam kunjungan atau pemeriksaan relawan. Mulai dari ruang observasi 30 menit, ruang vaksinasi, ruang pemeriksaan fisik, ruang pengukuran antropometri, pengambilan sample darah, dan swab nasofaring.
Ditargetkan hasil uji klinis ini akan terlihat pada awal 2021. Bila hasilnya baik, vaksin Covid-19 ini akan diproduksi oleh Bio Farma dengan pengawasan dari BBPOM.
Uji Klinis Libatkan 1.620 Relawan
Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof Dr Kusnandi Rusmil, mengatakan uji coba klinis vaksin Covid-19 yang memasuki fase ketiga ini bertujuan untuk memastikan bahwa vaksin ini aman digunakan oleh semua orang dan mempunyai efek yang diharapkan yakni membantu imunitas. Sedangkan pengujian fase pertama dan kedua sudah dilakukan di negeri asalnya di Tiongkok.
Sebanyak 1.620 warga Bandung Raya dalam hal ini akan direkrut untuk menjadi sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech Cina ini. Hingga saat ini sudah ada sekitar 700 orang mendaftar sebagai relawan.
Sebanyak 1.620 relawan atau subjek uji vaksin Covid-19 ini tak perlu melakukan karantina atau isolasi dalam masa pemantauan klinis, karena vaksin ini sudah melalui uji di fase 1 dan 2 dan dinyatakan aman, walaupun terdapat dampak akibat vaksin berupa rasa pegal atau sakit sesaat di area yang disuntik.
Terkait efek samping vaksin dari Sinovach Biotech itu, katanya, memang sejumlah subjek di antaranya ada yang mengalami diare, demam, atau pnemunoia. Namun setelah ditelusuri, gejala tersebut tidak berkaitan dengan pemberian vaksin.
Sebelumnya, Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Dr Eddy Fadlyana, mengatakan Unpad diberi kepercayaan melakukan uji klinis karena sudah mempunyai pengalaman dan berkiprah di bidang vaksin lebih dari 20 tahun. Penelitian ini pun akan dilaksanakan di Kota Bandung dan akan melibatkan warga Bandung Raya.
"Sesuai dengan protokol, jumlah subjek adalah 1.620 orang yang berusia antara 18 sampai 59 tahun. Ini usia produktif. Dengan subjek sebanyak 1.620 orang, penelitian ini akan dilakukan di kota Bandung," kata Eddy di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Kota Bandung, Rabu (22/7).
Di Kota Bandung, katanya, terdapat enam site penelitian atau tempat pelaksanaan pengujian tersebut, yakni di Rumah Sakit Pendidikan Unpad di Sukajadi, Balai Kesehatan Unpad di Dipati Ukur, kemudian empat puskesmas di Puskesmas Garuda, Puskesmas Dago, Puskesmas Sukapakir, dan Puskesmas Ciumbuleuit.
"Kemudian bagaimana cara merekrut subjek yang 1.620 ini, kami akan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Apakah dalam bentuk pengumuman langsung atau menyebarkan leaflet apabila ingin menjadi sukarelawan, menjadi subjek, bisa menghubungi ada nomor teleponnya nanti," katanya.
Sebelum pengumuman itu pun, dibuat, katanya, saat ini juga sudah banyak yang menginginkan menjadi sukarelawan untuk mendapatkan imunisasi Covid-19, di antaranya adalah dari sejumlah rumah sakit di Jakarta.
Namun demikian, katanya, hal ini hanya untuk warga Bandung Raya supaya lebih mudah koordinasi dan pengaturannya.